Lihat ke Halaman Asli

Achmad Humaidy

Blogger -- Challenger -- Entertainer

Memotret Pasar Rakyat dengan Bidikan Lensa

Diperbarui: 28 Januari 2017   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir tahun 2016 lalu, Kompasianer bertemu dan berbincang bersama Arbain Rambey, seorang photographer profesional. Ia bercerita tentang proses penciptaan kreatif dalam sebuah karya frame yang melihat realita di pasar rakyat. Semangatnya begitu menggebu saat menceritakan pengalamannya mengunjungi pasar rakyat.

Baginya, di pasar rakyat itu ada kearifan lokal yang fenomenal. Solidaritas pun lahir begitu kental. Kita bisa mengambil moment-moment istimewa yang terjadi di pasar rakyat. Tidak hanya berfoto mengenai barang yang dijual, melainkan ada sisi human interest yang menjual.

Jangan sampai pasar rakyat hanya buat dikunjungi orang-orang pinggiran. Berada di pasar rakyat harus memberi kepuasan tersendiri bagi mereka yang mengunjungi. Tingkat produktivitas akan semakin terasa ketika kita berada di pasar rakyat.

Arbain Rambey berpendapat bahwa memotret pasar rakyat akan mendapat suasana eksotik jika dilakukan saat momen tepat. Misalnya, kita memotret aktivitas pasar tradisional saat jam tiga pagi dini hari. Di waktu tersebut masih tampak kesegaran dari ekspresi wajah para pembeli dan penjual karena momen itu terbilang langka. Selain itu, momen memotret pasar malam juga terjadi sekitar pukul setengah tujuh malam saat langit belum gelap sepenuhnya. Kita bisa melihat raut suka cita aktivitas mereka setelah melakukan perdagangan.

Pasar rakyat pun menjadi cermin kota itu sendiri. Ada banyak budaya timur di pasar rakyat yang membuat kita bangga. Kesederhanaan dan kedamaian seolah bersatu dalam hiruk pikuk keramaian. Sejak dahulu, pasar rakyat menjadi bagian dalam perjalanan kebudayaan perkembangan ekonomi. Pasar rakyat menjadi ruang publik. Tapi, akankah keberadaannya hanya menjadi sejarah lama?...

Tentu saja tidak. Aku optimis bahwa Hari Pasar Rakyat Nasional yang memiliki urgensi penting dalam sendi kehidupan akan dilangsungkan tahun 2017 ini oleh Yayasan Danamon Peduli. Aku berharap eventnanti bisa diabadikan oleh para photographer profesional. Mereka harus bereksplorasi menemukan moment terkini dalam bidikan lensa untuk mengungkap unsur budaya dari segi sejarah dan humanis yang ada di pasar rakyat. Lalu, karya-karya foto mereka disebarkan untuk menggugah hati siapa saja agar berkunjung ke pasar rakyat.

Gerakan ini juga akan menjadi parameter pasar rakyat untuk berbenah diri. Pasar rakyat pun mampu berkompetisi unjuk gigi di era MEA. Maka, pasar rakyat mampu menjadi bagian peradaban masyarakat yang lebih mapan.

Sebagai contoh, terdapat Program Pasar Sejahtera yang sudah dijalankan oleh Yayasan Danamon Peduli mampu menjadi indikator sebagai suatu gerakan kreatif dan kolektif. Revitalisasi pasar yang bersih, sehat, hijau, dan terawat akan menghilangkan problematika pasar rakyat yang mulai kekurangan lahan. Langkah ke depan, Yayasan Danamon Peduli telah mempersiapkan anggaran untuk pembangunan pasar rakyat menuju arah modern dan mempersiapkan anggaran untuk strategi pemasaran pasar rakyat. Kondisi bangunan pasar rakyat selalu dievaluasi, namun keberadaannya tidak akan merubah fungsi karena pasar rakyat tetap menjadi tempat komunikasi efektif atas pertukaran informasi dan transaksi yang terjadi.

Tahun 2017 ini, Badan Ekonomi Kreatif juga menyatakan bahwa ekonomi kreatif di Indonesia itu 80% pelaku UMKM sebagai capacity building for opportunity market. Maksudnya, pasar itu akan menjadi tempat pemasaran yang dikaji oleh Badan Ekonomi Kreatif seperti Pasar Santa di wilayah Jakarta Selatan yang akan dijadikan ruang publik dalam berkreasi positif. Mungkin saja, ada pameran fotografi tentang pasar rakyat di tempat ini. Kita lihat saja nanti*

Lets go to traditional market, guys*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline