Pada bulan Desember tahun 2016 lalu, aku dan teman-teman Kompasianer berkesempatan menghadiri nangkring yang diselenggarakan oleh FWD Life dan Kompasiana di Artotel Hotel, Thamrin. Melalui kegiatan nangkring kali ini, kita tidak hanya disuguhi talkshow dan tanya jawab dengan para agen asuransi. Hal yang paling menarik, yaitu saat kita diajak untuk bermain PRAXIS.
Praxis ini sejenis permainan monopoli. Tapi, lebih kompleks lagi karena mampu mengajak para pemain untuk merencanakan keuangan. Permainan ini terkait dengan kehidupan. Ada perubahan, kesempatan, probabilitas, keberuntungan, dan kemungkinan acak. Permainan semakin seru seiring perubahan siklus naik turun kebutuhan dalam hidup. Ada beragam kotak di papan permainan Praxis, seperti properti, asuransi, dana pensiun, tabungan, dan amal. Beberapa kemungkinan saat bermain juga bisa terjadi, mulai dari kehilangan pekerjaan, masuk rumah sakit dalam jangka waktu yang ditentukan, hingga harus mengajukan utang dengan bank berlarut-larut jika sudah kehabisan modal. Di akhir permainan, kita akan lihat tentang deskripsi masa pensiun. Apaka sejahtera atau tertinggal.
Yup, setelah bermain Praxis, aku memiliki beberapa konklusi yang bisa diambil. Berikut penjelasannya:
Semua orang pasti ingin segala rencana berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Masalahnya, kita hanya manusia biasa yang tidak punya kekuatan super untuk memastikan hal itu. Simak tips berikut mengenai 5 kiat praktis yang bisa dengan mudah dilakukan oleh siapa saja agar bisa berinvestasi demi generasi berikutnya:
1. Tetapkan tujuan keuangan di masa depan
Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ingin membeli smartphone keluaran terbaru bukan berarti kita butuh smartphone itu. Jika smartphone lama masih bisa digunakan, kenapa harus terburu-buru ganti yang baru.
Kondisi demikian mampu mengendalikan diri kita sebagai perencana keuangan yang aman. Jika memang masih ada batasan keinginan, sebaiknya tidak perlu dipaksakan menjadi kebutuhan.
Selain itu, matangkan rencana masa depan, misalnya target umur untuk menikah, target untuk membeli rumah, target memiliki berapa anak, target mendapatkan jenjang karier dan lain-lain.
2. Produktifkan harta
Harta, anggaran, dana, atau budget memang menjadi sisi sensitif tersendiri dalam hidup ini. Jika kita tidak mampu mengamankan secara produktif, bisa saja alokasi yang sudah tersusun rapi jadi berantakan. Budget ini sebagai patokan dengan membuat pos pengeluaran dan pos pemasukan untuk menjaga stabilitas harta kita.
3. Maksimalkan menabung secara rutin