Lihat ke Halaman Asli

Achmad Humaidy

Blogger -- Challenger -- Entertainer

Bedah Kuliner Ala Saya di Festival Kuliner Serpong (FKS) 2016

Diperbarui: 27 Agustus 2016   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Ceritanya, pada beberapa hari silam, saya dan teman-teman Kompasianer Penggila Kuliner menghadiri Festival Kuliner Serpong (FKS) 2016. Dengan bermodalkan voucher makan yang diberikan oleh Panitia dalam bentuk kartu untuk transaksi, Saya pun mulai icip-icip kelezatan kuliner khas daerah yang ada disana. Motto saya pada hari itu adalah : “Pantang Pulang, Sebelum Kenyang !” :D

Suguhan kuliner yang bikin ngiler dihadirkan pada festival ini dengan beragam pilihan. Berdasarkan keterangan yang saya dapat dari PR Department PT. Summarecon Agung Tbk, para pedagang di festival ini dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebelumnya oleh tim FKS 2016 dan telah melewati sistem seleksi yang ketat karena hidangan yang disajikan harus mengutamakan rasa, penyajian, kebersihan, dan harga. Saya pun berkeliling dan memilih kuliner berdasarkan jenis hidangan yang terbilang kekinian untuk seusia saya.

    Dari semua tenant yang ada, saya pun mengincar menu :

  1. Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih

Siapa yang tak kenal kuliner nasi goreng? Kuliner tradisional khas Indonesia ini dapat ditemui di hampir semua sudut Kota Jakarta. So, semua pasti sudah pada tahu lah yah dengan nasi goreng kambing yang hits satu ini. Nasi goreng terenak yang dimasak dalam jumlah besar, dan tinggal dihangatkan saja saat dipesan oleh pengunjung. Rasanya pas (tidak asin, tidak manis, dan tidak berminyak), tapi gurih-gurih enyoy gituh. .

Seporsi nasgor nya dihargai dengan harga 36ribu rupiah saja, namun sudah dapat nasi goreng dengan porsi yang besar dilengkapi potongan daging & jeroan yang berlimpah ruah. Lalu, diatasnya ditaburkan acar (kol-ketimun-wortel) sama sambal dan emping. Diluar dugaan saya, walaupun dimasak dalam jumlah yang besar, bumbu dan rempahnya meresap bingit ke nasgornya dan daging kambingnya juga tidak berbau amis!.

Sambil mereka masak, saya pun coba kepo ala citizen journalism. Kata abang yang jual Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih ini telah mulai berjualan sejak tahun 1958. Legenda banget kan tuh, duluan nasi goreng ini, daripada saya lahir. Dulu, promosinya dari mulut ke mulut para penikmatnya. Lidah mereka yang sudah makan ini selalu dimanjakan dengan rasa gurih yang berasal dari olahan rempah-rempah (kapulaga, kunyit, sereh, lada, dan beberapa jenis bumbu lainnya) dengan tambahan minyak samin. Sang penemu di balik kuliner ini bernama Almarhum Haji Nein. Sampai sekarang usahanya pun sudah jadi warisan kuliner yang turun temurun digenerasi keluarga mereka.

Hidangan aku pun selesai dibuat. Porsinya mengenyangkan. Sebuah kuliner kaki lima yang wajib dicoba deh. Lihat aja antrian di boothnya*

    I pay for the great meals, so it was worth the value . . . Setelah makan ini, aku jadi ingin makan nasi kebuli, tapi sayangnya gak ketemu di FKS 2016*

2. Tahu Petis Yudhistira

Penasaran nyoba kesini karena their well knownpetis itu sejenis makanan yg dibuat dari udang segar yang ditumbuk halus, direbus dengan air abu merang dan dibumbui, berwarna hitam, kental, dan berbau tajam (sumber: KBBI online). Wah, denger kata udang ajah udah bikin saya merinding karena kadang saya suka alergi atau gatal-gatal gitu kalau makan udang. Tapi, karena rasa penasaran yang tinggi, karena biasanya saya makan tahu pakai cabe rawit. Tapi, disini ada sambal hitamnya gitu, saya pun memutuskan untuk memilih kuliner ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline