Kelompok 96 PMM Mitra Dosen UMM melakukan simulasi tanggap bencana di lingkungan pendidikan sebagai fokusan program pengabdian. Kegiatan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Program ini dilakukan sebagai penguatan kesadaran dan penambahan wawasan tentang tanggap dan aman bencana terkhusus di lingkungan pendidikan sekolah Muhammadiyah. Secara mendasar, pengambilan tema pengabdian pendidikan aman bencana oleh kelompok 96 merupakan bentuk pencegahan mengingat Indonesia sebagai wilayah rawan bencana, terkhusus oleh faktor alam.
Kelompok 96 PMM Mitra Dosen UMM di dampingi oleh Yana Syafriyana Hijri, S.IP., M.IP. selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang juga merupakan kepala Pusat Studi Kewilayahan dan Penanggulangan Bencana (Puska-PB) UMM, dengan anggota kelompok PMM diantaranya: Iqbal Darmawan (Ketua), Ahmad Hidayah Syawal (Anggota), Ariq Kumolo Aji (Anggota) dan Fakhri Nubli Firdaus (Anggota).
Dalam rentan waktu kurang dari dua bulan, pengabdian masyarakat yang dilakukan Kelompok PMM 96 UMM berfokus menyasar lingkungan sekolah dengan format kegiatan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Dalam pelaksanaannya kelompok 96 bekerjasama dengan Maharesigana UMM dalam melakukan SPAB berupa kegiatan sosialisasi dan simulasi tanggap bencana di sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan di SMA 1 Muhammadiyah Kota Malang, terlebih karena pihak sekolah melakukan penguatan secara simultan tentang tanggap dan aman bencana di lingkungannya.
Pelaksanaan program SPAB dilaksanakan dengan intensitas koordinasi kelompok dengan Maharesigana yang juga di konsultasikan dengan Dosen Pembimbing dalam penyusunanan tahapan kegiatan. Format kegiatan pengabdian yang dilakukan kelompok 96 PMM Mitra dosen meliputi; observasi kondisi lingkungan sekolah, analisa resiko kemungkinan bencana dominan yang dapat terjadi di sekolah, pendidikan aman bencana serta simulasi tanggap bencana.
Dalam penguatan secara simultan lingkungan sekolah yang tanggap dan aman bencana kelompok 96 PMM rambu jalur evakuasi gedung tiga lantai di SMA Muhammaiyah 1 Kota Malang. Hal ini diperuntukkan bagi warga sekolah guna sigap menuju titik aman ketika terjadi bencana disekolah. Selanjutnya adalah mengkoordinasikan hasil observasi dan analisis kondisi sekolah berupa faktor-faktor dominan yang akan menyebabkan bencana disekolah yang perlu diantisipasi.
Untuk menyempurnakan langkah dan antisipasi yang perlu dilakukan ketika terjadi bencana disekolah maka, disarankan adanya simulasi tanggap terjadinya bencana. Dari hasil analisis kondisi sekolah bentuk bencana yang kemungkinan besar terjadi adalah kebakaran dan gempa bumi. Berdasarkan hasil analisa potensi bencana tersebut disepakati sebagai bentuk simulasi tanggap bencana. Dalam mempersiapkan simulasi ini kelompok 96 PMM berkoordinasi dengan Maharesigana dalam menyusun sekenario simulasi yang melibatkan jajaran guru serta siswa di dalamnya.
Pelaksanaan simulasi tanggap dan aman bencana di SMA Muhammadiyah 1 Kota Malang dilakukan dengan persiapan simulasi yang dilaksanakan dalam beberapa hari, dengan melibatkan jajaran guru dan siswa. Dalam hal ini telah dibagi peran di internal guru dan siswa ketika pelaksanaan simulasi bencana. Simulasi pertama adalah tanggap bencana gempa bumi, tanda langkah antisipasi bencana dimulai dengan pembunyian bel sekolah yang dibarengi dengan penginformasian bencana gempa bumi. Para siswa dengan segera keluar sekolah dengan memegang tas di atas kepanya sebagai pelindung dan berkumpul menuju titik aman yang telah disiapkan.
Disimulasikan juga adanya siswa yang terluka akibat tertimpa benda ketika terjadi gempa bumi sehingga guru yang berperan dalam melakukan evakuasi dan pertolongan pertama dengan sigap melakukan tindakan pengamanan. Selain itu, ada guru yang berperan didalam mendata siswa dan juga kerusakan sekolah maupun pengamanan dokimen-dokumen berharga sekolah. Simulasi bencana gempa bumi diakhiri dengan penindak lanjutan siswa yang menjadi korban untuk dibawah kerumah sakit dengan ambilan dan penginformasian keamanan siswa kepada orang tua untuk dijemput dari sekolah.
Simulasi kedua adalah tanggap bencana kebakaran di sekolah, dalam simulasi dimainkan sekenario adanya korban luka bakar dan guru beserta siswa sebagai petugas evakuasi dan pertolongan pertama terhadap korban. Selama simulasi ini, juga di berikan pendidikan didalam penggunaan Apar didalam memadamkan api kepada guru dan siswa, sehingga diharapkan warga sekolah dapat melakukan antisipasi ketika terjadi kebakaran di lingkungan sekolah.
Kegiatan Simulasi diakhiri dengan evaluasi tata cara pelaksanaan mitigasi dan evakuasi kepada para seluruh peserta simulasi. Para siswa yang terlibat dimintai tanggapan tentang simulasi yang telah dilakukan. Para siswa yang terlibat sebagai peserta simulasi menyampaikan bahwa merasa senang mendapatkan ilmu dan pengalaman baru dan juga pentingnya memahami tanggap bencana. Setelah selesai simulasi dilakukan koordinasi dengan pihak sekolah tentang hasil simulasi bencana dan dilanjutkan rapat evaluasi oleh Maharesigana dan Kelompok 96 PMM Mitra Dosen. Sebagai bentuk tindak lanjut kegiatan, simulasi tanggap bencana akan dilanjutkan dengan membuat denah jalur evakuasi sekolah dan rambu jalur evakuasi oleh Kelompok 96 PMM Mitra dosen yang akan diberikan kepada pihak sekolah sebagai cenderamata, sekaligus menjadi penutup dari serangkaian kegiatan PMM tersebut.