Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

TERVERIFIKASI

Biografi Sri Wintala Achmad

[Menggugat Pararaton] Ken Arok Bukan Pembunuh Tunggul Ametung

Diperbarui: 14 Juli 2019   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.akarasa.com 

SEJAK pemerintahan Mapanji Jayabaya hingga Kertajaya, Tumapel merupakan bawahan Kadiri. Menurut para ahli sejarah, Tumapel waktu itu hanya berupa wilayah keakuwuan yang setingkat dengan Kecamatan. Sehingga kedudukan Tunggul Ametung tidak setingkat bupati atau raja yang selama ini dipahami masyarakat awam sejarah.

Merunut  sejarahnya, semula Tunggul Ametung merupakan panglima perang Kadiri yang berhasil menundukkan Kerajaan Parwa. Karena prestasinya itu, Kertajaya mengangkat Tunggul Ametung sebagai akuwu di Tumapel. Dari sini bisa dijadikan sebagai dasar untuk menyatakan bahwa Mpu Parwa dan Ken Dedes putrinya yang dikisahkan di dalam Serat Pararaton sekadar sebagai tokoh simbolik. Di mana Mpu Parwa adalah kerajaan yang ditundukkan Tunggul Ametung. Sementara, Ken Dedes adalah hasil prestasi Tunggul Ametung yang mengantarkannya menjadi akuwu di Tumapel.

Sesudah sekian lama menjadi akuwu di Tumapel, Tunggul Ametung membangun benteng yang mengelilingi pusat pemerintahannya. Melihat fakta tgersebut, Kertajaya mencurigai bahwa Tungguhl Ametung akan melakukan kudeta terhadap kekuasaannya. Sebab itu, Kertajaya memerintahan Kebo Hijo untuk membunuh Tunggul Ametung. Sesudah berhasil, Kebo Hijo ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Mengacu pada analisa di muka, maka teori Ki J. Padmapuspito bahwa  Kebo Hijo adalah pembunuh Tunggul Ametung yang dicurigai oleh Kertajaya akan melakukan kudeta terhadap Kadiri lebih logis ketimbang teori Nugroho Noto Susanto yang berpedoman pada Serat Pararaton. 

Bila dikaitkan dengan praktik makar para pendeta Hindu dan Buddha terhadap Kadiri, maka hasrat Tunggul Ametung untuk melakukan makar terhadap Kertajaya sangat logis. Mengingat Kertajaya adalah raja yang sombong, sehingga tidak mendapatkan simpati dari para pendeta Hindu dan Buddha. Terlebih ketika para pendeta  itu diperintahkan untuk menyembah Kertajaya yang mengaku sebagai Bhatara Siwa. 

Apa yang telah dipaparkan di muka sekadar sebagai pendukung teori Ki J. Padmapuspito yang lebih logis ketimbang teori Nugroho Noto Susanto. Di mana ditandaskan bahwa teori Padmapuspito menyebutkan bahwa pembunuh Tunggul Amectung adalah Kebo Hijo. Bukan Ken Arok (Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi), raja pertama Tumapel sesudah berhasil merebut kekuasaan Kadiri dari tvangan Kertjaya pada tahun 1222. [Sri Wintala Achmad]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline