Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

TERVERIFIKASI

Biografi Sri Wintala Achmad

Menguak Makna Filosofis Kuliner Jawa

Diperbarui: 10 April 2018   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://pinkkorset.com/2016/nikmatnya-kuliner-jawa-di-fkb-2016/

SERAT Centhini yang disusun oleh R. Ng. Ranggasutrasna, R. Ng. Yasadipura II, R.Ng. Sastradipura, Pangeran Jungut Manduraja, dan Kiai Mohammad di bawah koordinasi RM Sugandi (Sri Susuhunan Pakubuwana IV) pada 1814 menyebutkan bahwa kuliner tradisi Jawa menurut proses pengolahannya terbagi menjadi 4 macam, yakni: pertama, kuliner yang sinujen (dijapit); kedua, kuliner yang binakar(dibakar); ketiga, kuliner yang ginoreng (digoreng); keempat, kuliner yang ginodhog (digodok).

Kuliner tradisi Jawa yang terbagi menjadi 9 jenis yang terdiri dari minuman, nasi, sayuran, lauk-pauk, lalapan, sambal, jenang, buah, dan kue tersebut bukan hanya enak di lidah saat dikonsumsi, namun pula mengandung makna filosofis yang dalam. Berikut sebagian dari kuliner Jawa yang memiliki makna filosofis:

Urap

http://menu-azib.blogspot.com/2016/09/resep-urap-bungkus-daun-pisang.html

Kata urap (nama lain dari gudhangan) berasal dari bahasa Jawa urip yang artinya hidup. Orang hidup bukan sekadar mengacu pada raga, namun batin (cipta, rasa, dan karsa). Dari sini bisa disebutkan bahwa kesempurnaan orang hidup harus menggunakan akal-budi di dalam mencapai tujuan mulia yang dibutuhkan raga.

Seseorang pula harus memenuhi kebutuhan batin. Karenanya, orang tersebut harus berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Sang Pemberi Hidup yang telah memberikan akal-budi dan kenikmatan tak terkira kepada setiap orang sehingga dapat memiliki kesadaran horisontal dan transendental. 

Sayur lodheh

http://www.dapurkobe.co.id/sayur-lodeh-pedas

Bagi masyarakat Jawa, sayur lodheh disimbolkan sebagai sarana tolak balak. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari 12 bahannya, yakni: labu kuning, kacang panjang, terong, kluwih, daun so, kulit mlinjo, labu siam, pepaya muda, nangka muda, kobis, bayung, dan kecambah kedelai. Angka 12 yang terdiri dari 1 + 2 bila dijumlah menghasilkan angka 3. Menurut filosofi Jawa, angka 3 merupakan upaya untuk meraih kehidupan yang dilindungi Tuhan.

Sayur Bening

http://www.tokomesin.com/peluang-bisnis-sayur-bening-bayam-jagung-manis-dan-analisa-usahanya.html

Banyak orang Jawa memaknai sayur bening sebagai simbol kejernihan hati dan pikiran manusia. Maka dengan mengonsumsi sayur bening, manusia yang sedang kebingungan diharapkan dapat memeroleh petunjuk Tuhan sesudah jernih hati dan pikirannya. 

Ketupat

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170624131559-262-223915/mencari-beda-ketupat-lontong-dan-buras

Ketupat merupakan salah satu jenis kuliner berupa nasi yang dibungkus dengan anyaman janur (daun kelapa yang masih muda). Terdapat beberapa nama ketupat, yakni: luar, tumpeng, sinto, kodhok, panggang, beton, dan bata.

Dari ketujuh macam ketupat tersebut yang berukuran paling kecil adalah ketupat beton (dibuat dengan 1 helai janur). Ketupat yang berukuran besar adalah ketupat bata (terbuat dari 4 atau 8 helai janur). Sementara, ketupat luar, tumpeng, sinto, kodhok, dan panggang yang berukuran normal terbuat dengan 2 helai janur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline