Adam dan Hawa diciptakan Tuhan berdasarkan cinta-kasih. Berkat sepasang manusia yang semula hidup di Taman Eden kemudian diturunkan ke dunia oleh Tuhan sesudah melanggar larangan-Nya yakni menyantap buah hayat (khuldi) tersebut menjadi sarana berkembangnya umat manusia.
Diakui bahwa seluruh umat manusia memiliki tujuan agar bumi terbebas dari perang dan bencana. Bumi yang teratur, tenteram-damai, dan makmur-sejahtera karena dijaga oleh umat manusia yang memiliki cinta-kasih kepada alam seisinya. Mencintai alam seisinya identik mencintai Tuhan Sang Maha Raja Semesta Raya.
Namun cinta-kasih yang saya kemukakan ini sangat susah direalisasikan oleh umat manusia di dalam kehidupan. Mengingat cinta-kasih yang membutuhkan pengorbanan terhadap bumi seisinya tersebut harus didasarkan rasa ikhlas (tanpa pamrih). Pengorbanan yang ditujukan untuk merealisasikan perdamaian seluruh bangsa di dunia. Termasuk bangsa Indonesia.
Agar cinta-kasih bisa menjelma ke dalam jiwa setiap umat manusia, orang tua (guru) harus memulai mendidik anak-anak berlandaskan cinta-kasih. Artinya, pendidikan tidak selalu memenuhi atau mengekang seluruh harapan anak-anak. Sebab itu, petuah Ki Hajar Dewantara yang berhubungan dengan pendidikan anak bisa dijadikan sebagai pedoman oleh seluruh orang tua (guru).
Pendidikan kepada anak-anak, menurut Ki Hajar Dewantara, di mana orang tua (guru) harus melaksanakan tiga hal, yakni: pertama, ing ngarsa sung tuladha. Artinya: bila sedang memimpin anak-anaknya, orang tua (guru) harus memberi contoh yang baik. Contoh yang tidak sekadar berhenti di ujung lidah, namun harus diwujudkan ke dalam tindakan konkrit.
Kedua, ing madya mangun karsa. Artinya: bila di tengah anak-anak, orang tua (guru) harus menyalakan spirit mereka di dalam meraih cita-cita. Cita-cita yang berguna untuk kehidupan mereka di masa sekarang dan di masa datang. Masa yang semakin menantang atau menguji ketangguhan jiwa dan keberanian mereka.
Ketiga, tut wuri handayani. Artinya: bila berada di belakang anak-anak, orang tua (guru) harus memberikan dukungan sepenuhnya terhadap tujuan positif mereka. Dukungan yang akan menjadi pusaka sakti bagi mereka di dalam mewujudkan cita-cita. Sebab itu, orang tua (guru) harus memberikan anak-anak berupa wur (dukungan berupa harta dan benda), tutur (dukungan berupa nasihat), atau sembur (dukungan berupa doa).
Ajaran Ki Hajar Dewantara yang saya diuraikan di muka seyogianya diamalkan oleh orang tua (guru) di dalam mendidik anak-anak. Semua itu ditujukan agar anak-anak menjadi ksatria bangsa dan negara yang memiliki cinta-kasih kepada alam seisinya. Cinta-kasih yang akan menjadi sinar terang di dunia. Sehingga dunia akan terbebas dari perang dan bencana. Teratur, tenteram-damai, dan makmur-sejahtera selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H