TANAH Jawa memiliki banyak gunung berapi baik masih maupun tidak aktif.Salah satu gunung berapi di tanah Jawa yang masih aktif adalah Gunung Slamet. Gunung yang berketinggian 3.432 meter ini berada di wilayah perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, dan Pemalang.
Gunung Slamet yang memiliki empat kawah masih aktif merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah atau tertinggi kedua di Pulau Jawa.
Di kaki Gunung Slamet, terdapat tempat wisata yang tersohor yakni Baturaden. Tempat wisata yang memiliki air terjun ini akan sepi pengunjung, bila Gunung Slamet menunjukkan aktivitasnya yang mengkhawatirkan semua orang. Terutama mereka yang tinggal lerengnya.
Mengingat bila terbatuk-batuk, Gunung Slamet akan menghujani abu, pasir, atau kerikil di kawasan terdekatnya. Termasuk Baturaden.
Berkaitan dengan meletusnya Gunung Slamet, terdapat mitos yang berkembang di masyarakat. Mitos tersebut mengatakan kalau Gunung Slamet meletus, maka terbelahlah Pulau Jawa.
Namun mitos tersebut belum terbukti kebenarannya. Karena sewaktu Gunung Slamet Meletus pada tahun 1772 dan 2009, terbukti Pulau Jawa tidak terbelah menjadi dua bagian.
Selain terkenal dengan mitosnya, Gunung Slamet dikenal kemistisannya. Karenanya, Gunung Slamet tidak digunakan sebagai tujuan pendakian. Kebanyakan orang yang mendaki Gunung Slamet bukan untuk menaklukannya, melainkan untuk memenuhi tujuan spiritualnya seperti mendambakan hidup yang selamat.
Berbicara perihal Gunung Slamet tidak hanya sebatas pada mitos dan kemistisannya, melainkan melebar pada misterinya. Kemisteriusan Gunung Slamet dibuktikan dengan beberapa tempat yang dipercaya masyarakat sebagai hunian makhluk astral.
Tempat-tempat tersebut, antara lain: Pasar Hantu (sebagaimana Pasar Bubrah di Gunung Merapi), sepasang pohon besar yang merupakan pintu gerbang kerajaan jin, Puncak Surono, Pos Samarantu, dan Air Terjun Guci.
Selain tempat-tempat yang diyakini sebagai hunian makhluk astral, Gunung Slamet pula menjadi hunian manusia kerdil. Konon manusia kerdil itu semula seorang pendaki yang tesesat saat mendaki Gunung Slamet. Untuk memertahankan hidupnya, pendaki itu memakan dedaunan dan bertingkah layaknya binatang. Bila bertemu dengan pendaki, manusia kerdil itu selalu berlari menuju tempat persembunyiannya.
Sungguhpun Gunung Slamet diyakini sebagai negeri makhluk astral, namun sebagai manusia yang percaya dengan kekuasaan Tuhan hendaklah tidak gentar untuk mendakinya.