dengan mantel biru tua
lelaki menyeberangi deras hujan
angin membentur-benturkan hawa dingin
ke sungsum tulang jiwa
rindu menyentak pada aztika
: secangkir kopinya pagi hari
sekalipun masih jauh terasa
di suatu kota di balik benteng kabut
mantel berkibaran harapan berkibaran
seperti panji-panji di tengah pertempuran
dan sewaktu tengadahkan wajah