TOPENG sebagai salah satu genre produk seni budaya Cirebon merupakan identitas global atau payung besar gaya atas sub-sub gaya yang bersifat lokal. Setiap desa dan kelompok dalang seni topeng memiliki gaya penampilan khasnya. Para pelaku budaya Indramayu yang sering dianggap sebagai bagian dari insan kultural Cirebon cenderung merasa memiliki identitasnya tersendiri. Mereka menyatakan sebagai Wong Dermayu dengan segala produk seni budayanya yang mendapatkan label Dermayu. Label pengukuhan pendapat bahwa mereka yang bukan Wong Cirebon, Wong Jawa, Wong Sunda, dan lainnya mencitrakan pertunjukan topeng Indramayu yang lazim disebut "Topeng Dermayon".
Perbedaan gaya di dalam Tari Topeng Indramayu tidak tampak jelas di mata orang-orang awam. Pengertian lain, Tari Topeng Indramayu memiliki kekhasan tersendiri, apabila dibandingkan dengan pertunjukan tari toipeng dari daerah Cirebon lainnya, seperti: Slangit, Palimanan, atau Cibeber. Hal ini dapat disaksikan melalui pertunjnukan Tari Topeng Indramayu yang terdiri dari serangkaian tari topeng, yakni: Topeng Panji, Topeng Pamindo, Topeng Rumyang, Topeng Tumenggung, Topeng Klana Wringut, dan Topeng Klana Udheng.
Topeng Panji
Topeng Panji adalah tarian yang disajikan di awal pertunjukan dengan karakter penari yang sangat lembut. Motif gerak penarinya sederhana dengan irama yang sangat lembut pula. Kaki penari tidak pernah diangkat dari lantai. Apabila akan mengubah arah hadap, gerak penari tidak mengangkat telapak kaki dari lantai seperti gerak seser dalam tarian Jawa.
Ukuran kualitas di dalam memeragakan tari Topeng Panji, yakni ketika penonton nyaris tidak menyadari kapan penari mengubah posisi hadap serta posisi dasi yang dikenakannya. Jikalau dasi tampak longgar dan tidak menempel rapi menandakan penari belum mampu mengatur kelembutan napasnya.
Ukuran kepantasan kepiawaian penari Topeng Panji, jika ada penonton yang tanpa sadar menangis (terharu) ketika menyaksikannya menari. Selain itu, ukuran kepantasan penari Topeng Panji manakala memeragakan tarian tersebut benar-benar lembut dan tanpa ekspresi. Penari yang mampu mencapai tingkat kepiawaian di dalam memeragakan tarian tersebut akan menyerupai mayat yang menari.
Sebelum memeragakan tari Topeng Panji, beberapa dalang sepuh mengikuti adat yakni melakukan ritual khusus demi keselamatan dan keberhasilan pertunjukan, misal berpuasa mutih. Selain, ritual tersebut dimaksudkan agar penari dalam kondisi badan serta pikiran rileks, dan tidak mengeluarkan banyak keringat.
Tidak banyak penari yang memelajari tari Topeng Panji. Disebabkan tarian tersebut biasanya menelan durasi waktu 80 mennit dan dimainkan di panggung hajatan yang mengharuskan persyaratan fisik cukup kuat dalam posisi pasangan (kuda-kuda). Selain, tarian tersebut sangat monoton dan membosankan bagi penonton. Dikarenakan motif gerak tariannya sangat sederhana dan berirama lembut, penampilan penarinya lebih impresif hingga terkesan kurang komunikatif dengan pentonton.
Kedok tari Topeng Panji berwarna putih dengan mulut sedikit terbuka dan seolah tersenyum, mata sipit, dan tanpa hiasan rambut. Jenis tarian yang terkesan lembut dan bersih hati ini melukiskan kebenaran, sebagaimana disimbolkan melalui garis lurus serupa aksara alif. Sementara, iringan tari Topeng Panji adalah gending Kembang Sungssang yang memiliki dinamika tertentu yakni dodoan (lembut) dan deder(cepat). Tidak ada nama tokoh pasti dari karakter yang digambarkan. Tidak berhubungan dengan jalan cerita.
Tari Topeng Pamindo
Topeng Pamindo merupakan jenis tari topeng yang berkarakter ganjen (riang) tersebut memiliki analopgi dengan sifat kanak-kanak. Gerak tariannya sangat variatif, terutama pada bagian tengah dan akhir ketika iringan bertempo semakin cepat.