Lihat ke Halaman Asli

Achmad Azkiya

Pekerja Lepas

Tuhan, Jahanam, Perempuan

Diperbarui: 5 April 2022   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tuhan memelukku, mengajakku ke toko besar penuh pahala bernama Ramadan, sembari berfirman: "Wahai kekasihku, ambillah pahala semaumu dan sepuasmu di sini, karena Ramadan adalah hak milikmu."

Sayangnya aku terlalu matematik, menghitung untung-rugi apa yang hendak kudapat. Kuputuskan tak mau dipeluk-Nya, berlari, mencari hiburan yang lebih trendi dan menyenangkan.

Jahanam, begitu nama sohibku yang terkenal segala kekayaan tak pernah lepas dari kancutnya. Aku lebih suka berkunjung ke kediamannya, banyak hiburan dan kesenangan yang kudapat-nikmati di sana.

Aku sempat iri dan heran dengannya, lihatlah, dia yang tak begitu akrab dengan Tuhan begitu enak-nyaman hidupnya. Segala yang ingin dimiliki, bahkan apa pun yang fiksi bagiku, maka baginya adalah sebuah kenyataan.

Firdaus sendiri, sohibku yang satunya, sangat kontradiksi dengan si Jahanam. Dia begitu akrab dengan Tuhan, bestie sekali. Tapi aku tak sedikit pun punya cita-cita memiliki kehidupan sepertinya. Hidupnya sudah susah parah, berbagai masalah selalu kutengok tak pernah henti-hentinya bertamu dalam dirinya.

Maka gara-gara inilah aku tak mau dekat-akrab dengan Tuhan, takut tertular virus si Firdaus. Tutup kuping dari segala firman, tutup mulut akan kebaikan.

JDUT!

Perempuan itu, kakak tingkat kelas di kampusku membuyarkan kontemplasiku. Duh, Mbak. Nikah, yuk!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline