Lihat ke Halaman Asli

Achmad Abdul Arifin

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Az Zaytun Indonesia

Neo Abu Lahab

Diperbarui: 28 September 2021   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Abu Lahab pada masa sekarang (Sumber: freepik.com)

Abu lahab adalah salah satu paman Nabi Muhammad SAW. Nama aslinya adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Dia merupakan satu-satunya paman Nabi yang menolak Dakwah Islam. Bukan hanya menolak, bahkan dia secara terang-terangan memusuhi dan berkomplot dengan para Kafir Quraisy.

Abu Lahab mempunyai istri bernama Ummu Jamil binti Harb. Istrinya ini memang terkenal sebagai seorang yang memiliki akhlak kurang terpuji, baik itu sebelum masa kenabian maupun setelahnya. Maka, mungkin ini salah satu pasangan suami istri pemiliki reputasi terburuk dalam sejarah yang diceritakan oleh Al-Quran maupun literatur lain.

Periode sebelum Kenabian

Ketika Siti Aminah yang tidak lain adalah saudari ipar Abu Lahab, melahirkan seorang bayi yang kelak diberi nama "Muhammad" oleh Abdul Muthalib. Abu Lahab merasa sangat senang, karena mempunyai keponakan baru. Saking senangnya, dia sampai memerdekakan seorang budak. Yang mungkin kalau dikonversi ke sekarang, itu merupakan sedekah sebesar ratusan juta rupiah.

Selayaknya hubungan kekerabatan pada umumnya yang harmonis, begitu pula dengan Abu Lahab dan Nabi Muhammad. Walaupun kedekatan Nabi Muhammad dengan Abu Lahab tidak sedekat seperti dengan Abu Thalib. Karena Abu Thalib adalah yang mengasuh beliau semenjak kakeknya, Abdul Muthalib, meninggal dunia.

Perlu diketahui bahwa sebelum masa kenabian, Nabi Muhammad mempunyai integritas yang sangat disegani oleh masyarakat Mekah. Beliau terkenal seorang yang paling jujur dan amanah. Sampai-sampai beliau mendapat julukan "Al-Amin", artinya seseorang yang terpercaya. Itu membuat Abu Lahab sangat bahagia karena memiliki keponakan yang mengharumkan nama keluarga, yakni Bani Hasyim.

Untuk itu, sebagai bentuk upaya mempererat hubungan tali persaudaraan, Abu Lahab berencana menikahkan kedua putranya dengan kedua putri Nabi Muhammad. Dan rencana itu disambut baik oleh Nabi Muhammad beserta keluarga. Putra yang dinikahkan Abu Lahab yakni Utbah dan Utaibah. Sedangkan putri Nabi Muhammad yakni Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Jadilah hubungan baru, bukan hanya sebagai paman dan keponakan, melainkan sebagai besan.

Periode setelah Kenabian

Tak lama setelah pernikahan itu berlangsung, Muhammad didapuk menjadi seorang Nabi ditandai dengan kedatangan Malaikat Jibril di Goa Hira. Desas desus tentang hal itupun merebak ke segala penjuru Mekah, tak terkecuali hinggap di telinga Abu Lahab. Abu Lahab menyuruh kedua putranya untuk menceraikan anak-anak Nabi Muhammad setelah peristiwa di Bukit Shofa.

Mau bagaimanapun, entah sebagai paman atau besan, Abu Lahab sangat tidak suka dengan hadirnya seorang Nabi di Mekah. Karena menurutnya, itu akan menimbulkan perpecahan yang sangat dahsyat antar penduduk Mekah. Betapa tidak, ajaran yang dibawa Nabi Muhammad adalah mengajak orang untuk menyembah satu Tuhan saja. Sedangkan pada waktu itu, di Mekah ada sekitar 460 tuhan yang disimbolkan dengan berhala atau patung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline