Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Intisari Hujan Sore Ini

Diperbarui: 6 Mei 2017   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://cdn2.tstatic.net/travel/foto/bank/images/hujan-jakarta_20161219_081537.jpg

Kusesap secangkir kopi seorang diri, karena di halaman mendung mengantri, 

ingin kumiliki setiap kata-kata basah yang pasrah menimpa tanah sore ini, 

tapi hujan berkata itu semua properti pribadi milik Bumi, jelas tak mampu kubeli 

tak hilang akal, kusiapkan seperangkat kediaman sebab dia menolak dibuang ke kamar mandi. 

Kubuka lembar buku sejarah, membaca bagian bagaimana cara membentuk negara, 

satukan mulut besar dengan kebohongan yang diulang-ulang sepanjang hari 

maka terciptalah ribuan mesin pelaksana perintah apa saja 

dan kulihat tubuhku, daging berusus hitam karena kopi menolak untuk dicerna. 

Aku patuh kepada segala perintahmu, dari seseorang yang semenjak pagi hingga sore selalu bertanya. 

Aku tidak memiliki wewenang atas diri sendiri, tak sanggup melakukan perlawanan. 

Engkau tirani, dan aku adalah rakyat yang diperintah setiap hari. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline