Lihat ke Halaman Asli

Bernie Sanders : Pilihan Rasional Rakyat AS

Diperbarui: 4 Maret 2016   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bernie Sanders, awalnya tidak diunggulkan namun kini menjadi kompetitor tangguh untuk Hillary Clinton. (Kena Betancur/AFP/Getty Images)"][/caption]

Pada tulisan sebelumnya, saya membahas mengenai kemungkinan-kemungkinan orientasi kebijakan luar negeri yang akan diterapkan beberapa kandidat capres dari Partai Demokrat dan Partai Republik jika terpilih. Kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu calon dari Partai Demokrat yang “nyentrik” sekaligus konsisten : Bernard “Bernie” Sanders. Saya sendiri agak menyesal mengapa pada artikel sebelumnya hanya membahas sangat sedikit mengenai Bernie Sanders, dan kali ini saya akan membahasnya secara komplit.

Mengapa Bernie Sanders? Saya yakin diantara kita yang mengikuti perkembangan berita baik dalam maupun luar negeri, Bernie Sanders tak mendapat ekspos yang cukup dari pers sehingga kita hanya disuguhi nama Hillary Clinton dalam bursa calon presiden Partai Demokrat. Ini sangat bias dan meminggirkan keberadaan Sanders sebagai kompetitor tangguh. Ini bisa dilihat dari berbagai poling, kaukus, maupun pemilu pendahuluan dimana perbedaan hasil Hillary dan Sanders mulai menipis. Berbeda saat pada masa awal-awal Sanders maju sebagai kandidat yang kepopulerannya kalah dibanding Hillary. Namun itu semua kini berbalik.

Bernie Sanders merupakan warna tersendiri di USA Election tahun ini. Visi misinya yang beda dari yang lain membuatnya dipilih oleh kaum muda, sanggup menarik minat swing-voters, dan bahkan membuat beberapa Republikan-konservatif berbalik mendukungnya. Siapa dia, apa saja visi-misinya dan mengapa dia populer? Berikut beberapa faktanya :

Konsisten Dengan Isu Yang Dia Bawa

Sejak menjadi senator dari Vermont, negara bagian Virginia, sejak era 90-an, Bernie Sanders mengedepankan isu-isu dalam negeri seperti kesenjangan sosial yang kian melebar, tingkat pengangguran yang terus meninggi, jaminan kesehatan untuk warga Amerika Serikat, jaminan pendidikan untuk para pemuda-pemudi, jaminan sosial untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, jaminan sosial untuk kaum pekerja, dan yang paling utama adalah masalah kemiskinan yang kini menghantui warga AS.

Dalam berbagai kesempatan, dia berulang kali menyinggung mengenai Amerika Serikat yang merupakan negara maju dan negara kaya ironisnya malah tidak mampu untuk menyediakan jaminan sosial yang merata bagi seluruh rakyatnya. Latar belakangnya yang terlahir dari keluarga kelas pekerja membuatnya sangat konsen terhadap isu-isu di atas, dan terus menerus dia ulang sebab masalah ini terus saja terjadi di Amerika Serikat bahkan semakin menggawat.

Seorang Sosialis Tulen

[caption caption="(Blue Nation Review)"]

[/caption]

Ya, ini bisa dicermati dari agenda kampanyenya yang telah disebutkan sebelumnya, yang menekankan pada isu kesetaraan sosial seluruh warga Amerika Serikat. Hal tersebut telah diketahui oleh publik pada pidatonya saat menang pemilihan senator untuk House of Representative tahun 1990. “I am a socialist, and everyone knows that,” ujarnya secara terang-terangan. Dalam berbagai kesempatan, Sanders menekankan bahwa ekonomi haruslah bekerja untuk semua orang, bukan cuma dikuasai oleh segelintir orang kaya.

Untuk tercapainya program tersebut, Sanders menginginkan agar persentase pembayaran pajak orang-orang kaya Amerika Serikat dan semua korporasi untuk ditingkatkan untuk mendukung langkah jaminan sosial utamanya dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Sanders bahkan menginginkan agar biaya akses seluruh universitas digratiskan. Ini didasari atas argumennya bahwa kesetaraan sosial tak akan terjadi jika banyak masyarakat yang tak bisa mengakses pendidikan tinggi.

Saking sosialis-nya, Bernie Sanders menolak donasi kampenye dari korporasi maupun pengusaha-pengusaha kaya Amerika Serikat karena menganggap mereka adalah biang masalah ekonomi Amerika Serikat. Sanders lebih memilih donasi murni dari para pendukungnya.

Peduli Terhadap Isu-Isu Non-Politik

[caption caption="(Twitter @sensanders)"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline