Pohon pinang masih terpinggirkan dan belum sepenuhnya masyarakat memanfaatkan pohon pinang maupun biji pinang. Papua memiliki banyak pohon hampir setiap titik yang berada di daerah pegunungan. Hal itu dibuktikan dengan konsumsi pinang setiap harinya bagi yang menyukai. Buah pinang sangat digemari dan disukai oleh masyarakat Papua karena dipercayai memberikan kesenangan dan kekenyangan bagi memakannya. Pinang juga menjadi hal paling melekat dalam kehidupan masyarakat Papua sehingga setiap hari pasti memakan buah pinang.
Namun, buah pinang masih belum menjadi perhatian khusus karena sebagian orang menyakini bahwa buah tersebut tidak enak untuk dimakan. Memakan buah pinang memiliki cita rasa tersendiri karena dapat memperkuat gigi serta rasanya yang begitu pekat membuat lidah bergetar.
Cara memakan pinang tidak langsung ditelan melainkan dikunyah hingga lembut. Sementara itu, ludah hasil mengunyah dianjurkan tidak ditelan jika tidak menyukainya karena terasa pahit didalam tenggorakn. Semua itu sudah di praktikan oleh penulis. Jadi, hanya sekedar dikunyah hingga halus kemudian dibuang.
Untuk mengatasi agar tidak gatal selama proses penguyahan dicampur tumbuhan kaya kacang untuk namanya kurang begitu mengerti dengan kapur. Hal ini untuk mengurangi rasa gatal dan menetralisir buah pinang. Memakan buah pinang disarankan ketika sebelum makan nasi. Karena jika setelah makan dikhawatirkan mual bagi yang kurang suka rasa asam.
Tanaman ini umumnya bertumbuh secara alami dan kalaupun ditanam hanya sebagai pembatas kebun. Mungkin hal ini disebabkan pemanfaatannya yang masih terbatas, misalnya biji hanya dimakan bersama sirih dan mayangnya untuk upacara adat. Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagaimana caranya agar buah pinang tidak hanya sekedar dimakan tetapi dijadikan olahan yang lebih modern sehingga semua orang tidak menjustifikasi bahwa buah pinang rasanya pahit.
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa orang bahwa pinang yang mengandung fenolik dapat menetralisir senyawa-senyawa senobiotik (asing) pemicu kanker seperti formalin.
Banyak khasiat tinggi didalamnya tetapi minim pengetahuan masyarakat mengenai buah pinang terutama pulau Jawa. Sedangkan, pulau Papua sudah menjadi kebiasaan sebelum beraktivitas apapun atau selama melakukan kegiatan selalu memakan pinang sebagai camilan ringan agar dahaganya tidak terlalu kering sehingga ada sesuatu yang terunyah dalam mulut. Oleh karena itu, jika selama di Papua tidak makan pinang akan kurang lengkap.
Tulungagung, 6 Desember 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI