Lihat ke Halaman Asli

Achmad Fahad

Seorang penulis lepas

Tepi Barat Kisah Perjalanan sang Mata-mata

Diperbarui: 12 November 2024   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

milik pribadi

2

Ada begitu banyak lubang dan pertanyaan yang belum terjawab dari cerita yang telah ia sampaikan kepadaku. Apakah cerita yang ia sampaikan adalah benar adanya? Atau cerita itu adalah sebuah propaganda untuk membingungkan kami yang selalu menaruh perthatian serius terhadap mereka setiap saat? Aku hanya bisa menggelengkan kepala memikirkan langkah apa yang harus aku ambil dalam keadaan seperti in

i. Apakah aku hanya duduk-duduk saja sambil menunggu informasi yang akan disampaikan oleh seorang agen yang saat ini sedang berada di lapangan dan meneruskannya ke markas besar yang berada di Israel? 

Atau aku menyampaikan informasi ini kepada siapa saja yang mau mendengarkannya untuk secepatnya membatalkan operasi ini sebelum berubah menjadi skandal yang memalukan? Apa pun keputusan yang akan aku ambil pada saat ini, itu akan memiliki implikasi yang sangat serius bagi kantor pusat dan orang-orang yang sedang menjalankan operasi rahasia ini.

   Aku terus merenungkan dampak yang akan timbul jika sampai operasi ini mengalami kegagalan dan akhirnya berubah menjadi sebuah skandal yang sangat memalukan. Waktu terus berjalan dan ketegangan yang aku rasakan semakin memuncak, sedangkan pada saat yang bersamaan aku juga mengalami kebingungan dengan situasi yang tengah aku hadapai saat ini.

 Tidak lama lagi malam pun tiba dan pada pukul delapan telepon yang aku tunggu akan masuk dengan sebuah pesan yang harus segera aku teruskan ke sebuah nomor rahasia yang berada di sebuah pangkalan rahasia tempat operasi ini dijalankan.

 Aku mengambil minuman keras dari lemari pendingin dan menuangkannya ke dalam gelas kristal, kemudian aku meminumnya dengan satu tegukan panjang. Aku membiarkan alkohol mengalir masuk ke dalam tubuhku dan setelahnya membuat tubuhku sedikit merasa tenang dari tekanan yang hampir saja membuatku gila.

   Aku tidak mengetahui lagi sudah berapa lama aku hanya duduk di kursi sambil memandang keluar melalui jendela kamar hotelku. Tidak terasa malam sepertinya datang lebih cepat, di luar jendela kamar hotelku terlihat kerlap-kerlip lampu kota sudah mulai menyala. Aku menoleh ke kanan dan memandang jam digital yang berada di atas meja rias tepat di samping tempat tidur. 

Pada saat itu waktu menunjukkan pukul tujuh lebih lima puluh lima menit, itu artinya tidak lama lagi akan ada panggilan masuk dari seseorang yang saat ini sedang berada di salah satu bandara di Tunisia dan menyamar sebagai seorang jurnalis asing. 

Orang inilah yang akan memastikan bahwa orang-orang yang sedang dicari oleh pihak berwenang meninggalkan Tunisia dengan menggunakan pesawat jet pribadi. Ia akan melaporkannya kepadaku untuk segera diteruskan ke pangkalan operasi rahasia yang berada di dalam Israel.

   Tepat pada pukul delapan malam waktu Siprus telepon genggam yang sedari sore tergeletak di atas meja berdering. Aku segera melihat nomor yang muncul di layar dan langsung mengetahui jika ini adalah panggilan yang sedang aku tunggu. Dengan segera aku mengambil telepon genggam lalu menekan tombol terima yang muncul di layar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline