Hamparan tanah kering berdebu dengan berlatar guratan gunung berbatu yang ditingkahi dengan waran hijau tak beraturan seakan berbanding terbalik dengan berdirinya sebuah mansion mewah dua lantai dengan pilar-pilar penyangga berwarna putih mengkilat khas bangunan abad pertengahan.
Di halaman depan terdapat pagar hitam dari besi tempa dengan pos penjaga berada tepat di sampingnya, ditambah dengan sebuah air mancur berada di tengahnya.
Sedangkan di halaman belakang hamparan rumput berwarna hijau yang terpotong rapi bersanding dengan sebuah kolam renang dengan air sebiru kristal.
Mansion mewah yang berada di pedalaman Sinaloa tersebut dimiliki oleh salah satu gembong narkoba paling berbahaya saat ini. Orang-orang hanya mengenal dirinya sebagai 'Sang Don'.
Pagi itu udara terasa hangat dengan sinar matahari bersinar terang khas daerah gurun. Sang Don terlihat tengah duduk bersantai dengan ditemani istrinya di beranda belakang mansion mewahnya sambil menikmati sarapan paginya, dengan beberapa pengawal pribadinya yang berdiri sambil mengawasi keadaan sekitarnya.
Saat ini Sang Don telah menjadi seorang raja kokaina karena telah berhasil mengendalikan hampir sembilan puluh persen pasokan kokaina ke seluruh dunia.
Ada juga orang yang telah berhasil menyatukan beberapa kartel pengedar kokaina yang sebelumnya saling berseteru dan saling membunuh menjadi sebuah kartel tunggal yang diberi nama "Kartel Sinaloa".
Dengan reputasinya yang begitu mentereng karena mengendalikan jalur perdagangan kokaina dunia, maka tidak heran banyak badan penegak hukum, terutama dari Amerika Serikat yang ingin bisa menangkapnya serta membawanya ke Amerika.
Namun, semua usaha itu selalu mengalami kegagalan karena kelihaian Sang Don bertahan hidup dalam dunia yang tidak mengenal hukum dan kemanusiaan.
Sang Don telah menjelma menjadi seorang raja di dunia bawah tanah yang penuh dengan kekerasan, pertumpahan darah, serta tidak berlakunya hukum dan norma-norma sosial.
***