Lihat ke Halaman Asli

Achmad Adzimil Burhan

Santri, Pelajar, Penulis

Kepemimpinan yang Baik Berasal dari "Kepemimpinan Diri" yang Baik

Diperbarui: 29 Januari 2024   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepemimpinan yang baik berasal dari kepemimpinan diri yang baik. Itulah arti dari kata-kata Lars Suddman. Lars adalah seorang penasehat, pembicara utama dan pelatih eksekutif bidang kepemimpinan, strategi, inovasi dan komunikasi untuk banyak perusahaan global dan para pemimpinnya.

Secara umum kepemimpinan yang baik adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi banyak jenis kelompok dalam kehidupan, seperti organisasi, perusahaan, sekolah, lingkungan, wilayah atau apapun bentuknya. Kepemimpinan yang baik akan dapat memberikan dampak positif pada sesuatu yang dipimpin. Sebagai contoh, dalam suatu organisasi jika seorang ketua organisasi tersebut bisa dengan bijak mengatur berbagai aspek dalam kerangka tubuh organisasinya, maka organisasinya pun akan bisa semakin maju dan berkembang. Begitu juga sebaliknya. Maka kepemimpinan adalah salah satu aspek penting yang harusnya dimiliki seseorang yang akan atau tengah memimpin sesuatu. 

Berkaitan dengan kata Lars diatas, jika dilihat secara garis besar, kata-katanya memanglah mencerminkan suatu realitas yang tepat dan fakta konkret mengenai apa yang seharusnya seorang pemimpin lakukan. Karena terlepas dari bagaimana model kepemimpinan seseorang dalam memimpin, dirinya sendiri, sejak ia lahir ke dunia, adalah 'sesuatu' yang ia harus pelajari untuk memimpinnya. Karena jika dirinya saja tidak bisa dia pimpin dengan baik, maka bagaimana dia bisa menjadi seorang pemimpin yang baik pula. Justru 'diri sendiri' adalah 'sesuatu' yang sebenarnya akan setiap orang pimpin, sepanjang hidupnya. 

Dan jauh sebelum Lars berkata seperti itu, Nabi Muhammad SAW sudah pernah menjelaskan konsep kepemimpinan seperti itu dalam satu sabda beliau (yang artinya):

"Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya." (HR al-Bukhari).

Seseorang akan bisa menjadi pemimpin yang baik ketika dia juga telah bisa menjadi pemimpin yang baik bagi dirinya sendiri. Dalam artian, dia bisa menjadi raja bagi dirinya sendiri. Raja yang mengontrol segala gerak gerik, tingkah laku dan perilaku dirinya. Maka hanya ketika seorang menjadikan akal dan hatinya yang dibalut juga dengan rasa keimanan sebagai raja dalam dirinya serta menjadikan nafsu buruk yang ada pada dirinya sebagai musuh utama dan pertama dalam dirinya, berarti dia telah memimpin dirinya dengan baik. Dan dengan itu, ia menjadi pemimpin yang sesungguhnya bagi dirinya. Dan ketika ia sudah belajar menjadi pemimpin bagi dirinya, maka dia akan bisa menjadi pemimpin yang baik bagi hal-hal lain yang akan ia pimipin dalam lingkup apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline