Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna dan Jembar Budayana adalah tiga komitmen yang dijadikan motto Universitas Pasundan (UNPAS). Pengkuh Agamana dapat diartikan sebagai teguh dan konsekuen dalam menjalankan kehidupan beragama. Luhung Elmuna dapat diartikan memiliki ilmu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Sedangkan Jembar Budayana dapat diartikan sebagai luasnya wawasan yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan.
UNPAS berkomitmen menanamkan ketiga nilai tersebut pada mahasiswanya mulai sejak mahasiswanya masih berstatus sebagai mahasiswa baru. Nilai-nilai tersebut ditanamkan dan diperkuat seiring berjalannya perkuliahan melalui berbagai muatan yang terkandung dalam kurikulum kampus sehingga diharapkan dapat menciptakan lulusan yang unggul dan mencerminkan konsep tri tangtu (nyantri, nyakola, nyunda) yang merupakan cerminan dari nilai-nilai Pengkuh Agama, Luhung Elmuna, dan Jembar Budayana.
Menurut Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU Pengkuh Agamana (Nyantri) memiliki kesamaan dengan kecerdasan spiritual (SQ), Luhung Elmuna (Nyakola) memiliki kesamaan dengan kecerdasan intelektual (IQ), dan Jembar Budayana (Nyunda) memiliki kesamaan dengan kecerdasan emosional (EQ).
Nyantri menunjukkan kualitas spiritual seseorang dalam menjalankan nilai-nilai keagamaan dengan konsekuen. Indikatornya adalah mahasiswa memiliki akidah yang kokoh, taat menjalankan ibadah, gemar bermuamalah, dan memiliki akhlak baik sebagaimana diajarkan di agama yang dianut. Selain itu, nyantri juga ditunjukkan dengan melihatb sedalam apa seorang mahasiswa memahami literasi, moderasi, dan toleransi beragama.
Adapun terkait nyunda, maksudnya bukan berarti mahasiswa diharuskan bersikap fanatik-ekstrem terhadap kebudayaan Sunda, melainkan bersikap toleran sebagaimana filosofi hidup manusia Sunda. Selain itu, nyunda berarti mahasiswa mengetahui, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kebudayaan manusia Sunda atau yang dikenal dengan Jembar Budayana (Emotional Quotient). Nyunda tidak hanya terbatas pada memahami dan berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda. Selama seseorang mau mengenal jati diri manusia Sunda, mengetahui sistem bermasyarakat, ekonomi, keagamaan, kesenian, sampai kebudayaan manusia Sunda, maka orang tersebut telah memenuhi indikator nyunda.
Sementara itu berbeda dengan nyantri dan nyunda, nyakola (Luhung Elmuna) dapat diartikan nyaruaan nu sakola atau insan pembelajar yang memiliki kualitas kecerdasan intelektual yang baik. Nyakola merujuk pada manusia yang tercerahkan secara intelektual yang mana biasanya ditandai dengan jenjang pendidikan, pengetahuan luas, penguasaan metode ICT (information, communication, and technology), dan bahkan kemampuan berbahasa asing. Jika dilllihat dari sudut pandang Islam, nyakola mengarah pada sifat fathonah yaitu memiliki kecerdasan dalam menyelesaikan berbagai masalah tanpa terkecuali masalah bangsa dan negara.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan yang diselenggarakan, UNPAS berkomitmen untuk membentuk mahasiswanya menjadi pribadi yang taat dalam beragama, pribadi yang berwawasan luas, dan pribadi berilmu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Referensi:
Unpas.ac.id. (2023). Ciptakan Lulusan Unggul, Unpas Tanamkan Nilai Nyantri, Nyunda, Nyakola. https://www.unpas.ac.id/ciptakan-lulusan-unggul-unpas-tanamkan-nilai- nyantri-nyunda-nyakola/ [Online]. Diakses pada tanggal 12 April 2024
Unpas.ac.id. (2021). Usung Nilai Islam-Sunda, Unpas Konsisten Kuatkan Pendidikan Karakter. https://www.unpas.ac.id/usung-nilai-islam-sunda-unpas-konsisten-kuatkan-pendidikan- karakter/ [Online]. Diakses pada tanggal 12 April 2024.