Lihat ke Halaman Asli

Hindari Mengatakan “Saya Tidak Bisa Tidur”

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1381348223720726904

[caption id="attachment_284242" align="alignnone" width="614" caption="Foto dari Infoteraktual.com"][/caption] Saya sering membaca status teman-teman saya di Facebook yang menyatakan “Uhhh Gak Bisa Tidur”, “Insomnia Euy” atau “Insom Kumat” dan lain sebagainya. Saya pikir, bagaimana mau tidur jika pukul tiga pagi masih main Facebook, BBM-an dengan teman, atau melakukan kegiatan lain. Ditambah teman-teman saya itu secara tidak sadar memberi vonis kepada dirinya bahwa mereka memang “tidak bisa tidur”. Apa yang mereka tulis dalam status Facebook-nya terekam ke dalam pikiran sadar maupun pikiran bawah sadarnya berupa sugesti “saya tidak bisa tidur”, yang pada akhirnya sampai pagipun, meskipun mengantuk berat, pikiran bawah sadar mereka sudah terlanjur menerima perintah untuk tetap terjaga. Hal ini yang banyak tidak disadari oleh teman-teman saya. Status-satus Facebook yang menyatakan “saya susah tidur” dan sebagainya sebenarnya adalah bentuk dari usaha sang pembuat status untuk tidur, namun semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Melihat jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Tidur adalah saat dimana tidak hanya fisik kita yang beristirahat namun juga jiwa dan otak kita. Dengan tidur yang cukup maka kita akan mendapatkan banyak manfaat tidur untuk kesehatan kita. Pada saat tidur, tubuh kita memiliki waktu dan kesempatan untuk memperbaiki sel – sel tubuh yang rusak secara optimal. Tidur juga bermanfaat pada tingkat konsentrasi kita karena terdapat hubungan antara tidur dan konsisi vitalitas serta emosi. Pada saat kurang tidur, maka otak akan dipaksa untuk terus aktif sehingga neurotransmiter yang sudah terpakai tidak tergantikan. Hal inilah yang membuat aktiftas otak menurun sehingga menyebabkan kita selalu merasa lelah dan sulit konsentrasi. Gangguan Tidur : Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi, ketakutan, akibat penyakit, mengkonsumsi obat-obat tertentu, atau mengkonsumsi kafein pada malam hari. Cara Mengatasi Gangguan Tidur : Penderita gangguan tidur hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik. Juga jangan menyibukan diri lagi dengan berbagai gadget dan perangkat hiburan seperti TV dan radio. Jika penyebabnya adalah stres emosional, seorang psikiater bisa memberikan obat untuk mengurangi stres atau kecemasan. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi. Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktifitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif  lain untuk mengatasi gangguan tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline