Setelah vakum cukup lama, akhirnya saya bisa menulis lagi. Hitung-hitung buat mengeluarkan pikiran-pikiran yang ada selama yang memaksa untuk segera dibagi kepada teman-teman pembaca.
Jika anda gaul dengan informasi yang ada saat ini, tentu anda sering melihat di berbagai media berita mengenai Bilqis, seorang balita yang mengidap kelainan pada hatinya. Sekedar mengingat kembali, Bilqis mengalami kelainan hati sejak lahir yang menyebabkan tidak sempurnanya kinerja organ tersebut. Sehingga menyebabkan perutnya semakin membuncit disertai gatal-gatal pada sekujur tubuhnya. Jadi jangan heran ketika melihat tangannya diberi semacam kain untuk menghindari terjadinya gesekan keras saat ia menggaruk kulit yang masih sensitif tersebut.
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, maka secepatnya perlu dilakukan operasi transplantasi hati. Nah, yang menjadi masalah (seperti kasus-kasus serupa) adalah besarnya biaya operasi yang dibutuhkan. Mengingat keluarga ini tidak mampu membiayai sendiri operasi tadi.
Untung saja, rakyat di republik ini langsung tanggap dengan hal tersebut. Maka dibuatlah sebuah program “koin cinta Bilqis”, untuk menghimpun bantuan sukarela masyarakat demi meringankan biaya operasi hati Bilqis. Hingga kemarin (3/2), koin yang sudah terkumpul sebesar Rp 1,8 milyar, yang tentunya akan sangat membantu keluarga Bilqis.
Cerita soal koin, masih ingat dengan “koin peduli Prita” beberapa waktu lalu? Yang merupakan cikal bakal gerakan koin dari rakyat untuk membantu sesama. Kisahnya berawal dari ketidakadilan yang dialami oleh mbak Prita Mulyasari, yang kemudian mengetuk hati rakyat dengan menyumbangkan koin untuk membantu biaya ganti rugi yang dibebankan kepadanya.
Karena itu, ada beberapa hal yang membuatku bertanya…dimana ya, peran pemerintah dalam hal ini?? Mengingat begitu banyak berita setiap hari yang menceritakan penderitaan rakyat negeri ini yang membutuhkan peran pemerintah sebagai pelayan rakyat. Yang terjadi justru diimbangi dengan berita soal kenaikan gaji beberapa pejabat pemerintah yang mulai mengusik hati ini. Belum naik gaji saja sudah begini keadaan rakyat, gimana kalo udah naik ya..?? mari kita bingung…
Begitu pula dengan pemimpinnya, saat di tegur oleh rakyat, bukannya membalas dengan kerja keras, malah dijawab dengan curahan hati yang hampir tiap hari ditayangkan di televisi. Ini menandakan bahwa ia belum tegar dalam melayani rakyatnya. Mau dibawa kemana kami ini..?? aku bingung..
Terakhir, jikalau pemerintah sudah tak mampu lagi berbuat, bagaimana jika dibuat semacam lembaga atau apalah namanya, yang nantinya menghimpun koin-koin dari masyarakat. Sehingga nantinya langsung disalurkan begitu ada yang membutuhkan. Agar rasa kesetiakawanan sosial kita tetap terjaga…
Semoga bermanfaat…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H