Infeksi Tuberkulosis mulai meningkat sekitar tahun 1985, antara lain karena munculnya virus HIV penyebab AIDS. HIV melemahkan sistem kekebalan, mempersulit pasien untuk melawan bakteri Tuberkulosis.
Penyakit ini adalah salah satu dari sepuluh pembunuh dan penyebab utama penyakit menular. Tetesan yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin merupakan sarana utama penyebaran bakteri penyebab Tuberkulosis.
Menurut World Health Organization (WHO), ditemukan kasus Tuberkulosis pada tahun 2015 yang merenggut nyawa hingga 1,5 juta orang (1,1 juta HIV negatif dan 0,4 juta HIV positif), dengan spesifik pada 89.000 laki-laki, 480.000 perempuan, dan 140.000 anak-anak.
Ditemukan 330.910. Di tahun 2014 sebanyak 324.539 kasus, jumlah ini meningkat dari sebelumnya. Sebagian besar kasus, sebanyak 38% dari seluruh kasus di Indonesia yang dilaporkan di daerah padat penduduk, khususnya Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 351.936 kasus tuberkulosis pada tahun 2020, dan sebagian besar korban terjadi pada jam sibuk.
Tuberkulosis adalah penyakit paling menular yang berbahaya di dunia hingga saat ini. Tuberkulosis atau disingkat dengan TB adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang infeksi pada paru-paru.
Seseorang yang mengidap mycobacterium tuberculosis di paru-parunya harus segera ditangani oleh dokter jika tidak ingin berakibat fatal. Hal ini disebabkan karena kemampuan bakteri penyebab mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi beberapa organ tubuh antara lain ginjal, kelenjar getah bening, selaput otak, tulang dan persendian.
Cara penularan TB dapat melalui seseorang yang secara tidak sengaja menghirup tetesan dari batuk atau bersin pasien TB. Selain itu, orang yang tinggal di rumah yang sama dengan penderita TB berisiko lebih tinggi untuk menyebarkan penyakit ini.
Gelaja TB di paru-paru biasanya ditandai dengan batuk secara terus-menerus. Batuk ini dapat berlangsung lebih dari tiga minggu dan dapat disertai lendir atau darah.
Gejala lain yang mungkin dialami penderita antara lain sering demam, nyeri dada, dan mengeluarkan banyak keringat di malam hari khususnya di saat pasien sedang tidur.
Faktanya, bakteri TBC terdapat pada 10% penduduk Indonesia. Kesehatan pasien pada akhirnya akan menentukan apakah virus tersebut laten atau aktif. Penderita TB mungkin sembuh dari penyakit ini bahkan sebelum gejala ini muncul jika mereka memiliki sistem kekebalan yang kuat. Maka dari itu, menjaga pola hidup sehat, makan dan tidur yang cukup, serta berhenti merokok menjadi kunci utama agar tidak tertular Tuberkulosis.