Lihat ke Halaman Asli

SA dalam Catatan

Diperbarui: 2 September 2018   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pada batas lelah semua akan berubah. Di ujung asa, Tuhan akan berikan jalan. Kesedihan tak mengapa, itu tanda hidup penuh duka-lara. Suka cita pun ada kemudian masa. Hiduplah dengan tenang, jangan putus harap pada yang tidak ada, jangan terlalu berharap pada yang kebetulan ada, begitu bijak berkata. Kalau galah panjang sejengkal, usah laut hendak diduga. Kalau diri belum apa-apa jangan berani mengatakan bisa. Hiduplah dengan baik, Tuhan akan selalu ada bersama hamba yang meminta belas kasih.

Bertumpulah di atas pijakan sendiri, berpijaklah di atas tapak sendiri, berjalanlah untuk tujuan mulia. Hidup bukan untuk lemah apalagi kalah lalu menyesal sepanjang masa. Kalau suka sedih ada biarlah ia menetap sejenak, kalau tawa tiba masanya, jangan larut pula. Jalani saja dulu semampunya jangan dulu menduga-duga akan mampu, belajar pada diri sendiri akan mengingatkan pada kekurangan dan kelemahan. Terkadang kau perlu tahu, dalam keadaan sedih, takut, cemas akan timbul keberanian dan rasa optimis. Itu tandanya hati dan akalmu menyatu untuk bangkit. Kalau sempat kau terbawa arus deritamu, sedihmu, cemasmu itu, alamat karam tujuan tak sampai. Beranilah atas kesalahan dan kelemahan. Beranilah untuk berjuang dan maju ke depan. Hidup tak menjamin apaapa, mati pun tak membawa apaapa. Barangkali kebaikan akan mengiringi sampai lahat tertimbun tanah dan kau hanya diam dalam penantian.

Jika hidupmu susah, sebutlah Tuhan sebanyaknya. Biarkan Tuhan diam dalam hatimu, ia jaga dari keputusasaan hidup. Banyaklah ingat Dia yang Mahatahu apa yang kau inginkan itu. Jika nanti hidupmu bahagia, jangan kau lupakan Dia, biarkan Dia selalu di hatimu, menemani hatiharimu, hingga ajal menjemput untuk kembali.

Tuhanlah tumpuan segala resah dan setiap harapan.

SA-, 2018

Terima kasih Jok Supri El-Janby telah menemani perjalananku hari lalu. Mengendarai sepiku menuju desa SA. Tempat aku bertukar pikir berbagi rasa sebelum memutuskan sesuatu. Biarlah orang-orang tak memahami apa yang kuinginkan. Bersamamu semua telah kuceritakan. Kelak ada saatnya semua akan lebih baik.

Semua akan baik-baik saja, T, aku yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik, walau tak kini, esok barangkali di waktu yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline