Profesi olahraga adalah bidang bisnis yang sangat menggiurkan. Karena akan mengangkat prestise baik dirinya, komunitas, wilayah, mau pun negara. Negara bisa menggelontorkan uang sangat besar, hanya untuk menjadi tuan rumah olimpiade atau event-event kegiatan olahraga lainnya. Perputaran uang pada olahraga ini mencapai angka yang fantastis. Sehingga bisnis dan prestasi menjadi hal yang berkaitan.
Untuk meningkatkan prestasi olahraga, banyak hal dilakukan. Apalagi persaingannya yang sangat kompetitif seperti ini. Baik infrastruktur mau pun hal lain yang mungkin tidak ada pada zaman dulu profesi ini.
Salah satu profesi yang menarik itu adalah Analis Olahraga (Sports Analyst). Barangkali pernah mendengar profesi analis kimia? Ya Profesi ini sampai harus ada sekolahnya karena memang membutuhkan tingkat skill tertentu dan sangat diperlukan di industri. Nah kalau profesi analis olahraga ini adalah feeder untuk industri olahraga. Di luar negeri ada kuliah dan degree nya. misal di kampus albert Einstein di Syracuse University dll.
Tapi jangan salah ya. Sports analyst ini bukan profesi komentator yang ada di Indonesia. Dia butuh keterampilan menguasai teknologi terkini dari olahraga. Hampir semua juara dunia dalam bidang apa pun sekarang membutuhkan analis-analis olahraga untuk meningkatkan prestasinya.
Sewaktu Jerman jadi juara dunia 2014, hal yang mencengangkan adalah Jerman memanfaatkan teknologi untuk mendukung prestasi atletnya. Sampai mencari lokasi latihan pun mana yang akan dipakai di final piala dunia dari segi mikroiklim, suhu, kelembaban dll yang sama yang akan dipakai pada perhelatan tsb. Aspek-aspek tesebut hanya dikuasai oleh para Sport analyst ini.
Sewaktu saya kuliah di Jepang, hal yang paling menarik bagi saya adalah memperhatikan pelatih (coach) bola volley putri jepang ini sangat asyik melihat komputer di sisi lapangan. Sepertinya mengamati semua database lawannya dan juga pemain lawan.
Jika ada yang diganti maka berganti strategi dll. Nah semua database ini adanya di analis ini. Juga saat salah satu pebulutangkis jepang saat itu yang tidak terkenal mampu mengalahkan Taufik Hidayat karena dibekali database semua kelebihan dan kekurangan lawannya.
Untuk meningkatkan fisik para atlet butuh database yang kuat sehingga bisa dianalisis perkembangkan dan grafik terus naik sampai saat hari H. Begitu pun persoalan menu dan kebutuhan harian atlet. Semuanya menjadi lebih presisi.
Teknologi yang akan dipakai dan disediakan untuk tiap atlet menjadi lebih tailor made sesuai kebutuhan. Ya kalau kita ingin baju yang pas tentu tidak one size fits all. Tapi tailor made sesuai kebutuhan orang, tempat, usia dll. Analyst yang hebat ini lah yang dicari-cari. Perpaduan keterampilan memahami teknologi, biomekanika, analisis big data dll.
Bidang ini sangat jarang di Indonesia, termasuk kuliah gelar untuk ini. Di luar negeri bidang ini ada gelarnya dan selanjutnya menjadi profesi. Berbagai negara membuka prodi ini baik di level graduate mau pun undergraduate.
Termasuk Barcelona University dan berbagai negara maju di bidang olahraga. Sebagai catatan rata-rata salary profesi ini di US adalah sekitar $80.000 per tahun. Atau setara 100 juta rupiah per bulan. Tertarik?