Lihat ke Halaman Asli

Acep Purqon

Dosen ITB

Tips Belajar Fisika for Kids di Era WFH

Diperbarui: 7 Juli 2020   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Saya tidak menyangka anak-anak saya (11 thn dan 5 thn) hari-hari ini senang dengan pengukuran dan pengamatan. Karena ada yang ditunggu yaitu panen berbagai jenis sayuran melalui pengamatan harian pertumbuhannya.

Berhubung mereka mulai senang bercocok tanam, maka saya membekali mereka dengan alat ukur TDS, EC, termometer, pH meter, penggaris dll. 

Mereka setiap hari jadi bisa mendapatkan data-data perubahan yang menarik dan mulai takjub dengan data-data tersebut. Jumlah daun dan tinggi tanaman adalah hal yang paling mudah diamati. Juga takaran air untuk dasar-dasar pertanian presisi (Precision Farming).

TDS dan EC banyak gunanya dan harga terjangkau. Dalam kasus ini untuk membuat takaran dan komposisi nutrisi yang tepat untuk tanaman. Di fisika, data dari hasil pengukuran dan pengamatan lalu menyajikan  adalah dasar memahami perilaku sistem fisis. Dalam fisika kita mengenal teknik dasar mengukur, kuantitas fisis, data dan statistik. Keterampilan dan dasar-dasar ini bisa kita dapatkan di sekitar kita. 

Fisika mencoba membuat hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk kuantitas fisis. Jadi hal yang pertama adalah memperkenalkan apa itu satuan dan order of magnitude. Hal ini penting supaya bisa membandingkan apa itu besaran. Kompetensinya menjadi penting. 

Saking pentingnya jika mempelajari fisika, maka praktikum pertama harus belajar teknik mengukur dan mendapatkan kualitas data yang baik dengan error yang memadai. 

Error ini penting karena memberi informasi akurasi dan presisi sehingga kita bisa membayangkan dan merekonstruksi apa yang telah dilakukan seseorang. Fisika pada tanaman adalah termasuk bidang lintas disiplin yaitu agrofisika (Agrophysics).

Kegiatan di era WfH (Work from Home) menjadi kegiatan yang mengasyikan. Pengetahuan anak saya bertambah dan menjadi mengasyikan saat alat mengeluarkan bunyi dan angka tertentu. Sehingga mulai berkenalan dengan apa itu sensor dan bagaimana cara kerja sensor masing-masing alat. 

Bisa berimaginasi jika mengganti material sensornya, kira-kira mana yang cocok dan tingkat ketelitian tertentu. Kenapa sensor tertentu kurang teliti dan sebagaimana. 

Intinya meladeni pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membangkitkan rasa ingin tahu dan dasar-dasar inovasi alat baru. Hal tersebut sering kita sebut kegiatan ngoprek.

Di sini anak-anak jadi belajar tentang konduktivitas. Apa respon materi cairan, jadi mengenal berbagai jenis cairan dengan berbagai karakteristiknya. Di era WfH ini, saya pikir adalah masa yang tepat untuk mengajak aktivitas seperti ini dan bisa mengajarkan keterampilan pengukuran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline