Lihat ke Halaman Asli

Sulit atau Tidak, Matematika itu Penting!

Diperbarui: 12 Mei 2016   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memberantas Kesulitan Anak dalam Pelajaran Matematika. sumber: imgur.com

Saya adalah salah satu lulusan dari Perguruan Tinggi Negeri di Aceh dengan Jurusan Pendidikan Matematika. Pengalaman pribadi saya dulu ketika sekolah baik SMP maupun SMA adalah saya salah satu yang mem"benci" pelajaran Matematika karena matematika itu sulit dan guru matematika itu killer dan menyebalkan. 

Belajar Matematika bagi saya adalah ketika ujian saja, untuk hari-hari pelajaran Matematika saya merasa sangat malas untuk masuk jam pelajaran tersebut.

Persepsi yang terbentuk di kepala saya pada waktu Sekolah tersebut rupanya salah. Persepsi sulit dan guru killer matematika itu adalah kita yang menumbuhkannya sendiri berdasarkan cerita orang, hanya "kesan" banyaknya dari hitungan-hitungan matematika, dan kita tidak mau mengenal bagaimana matematika itu sendiri. 

"Tak kenal maka tak sayang" kata-kata tersebut sangat tepat untuk anak-anak yang tidak menyukai matematika. Dengan mencoba mengenal matematika maka kita akan menyukainya. Sesuatu hal yang belum kita kenal belum tentu kita menyukainya maka cobalah untuk mengenalnya terlebih dahulu.

Kenapa kita harus membenci matematika, padahal matematika itu banyak manfaat dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Karena matematika itu selalu ada dalam kehidupan manusia. 

Bahwa matematika sebagai alat bantu untuk kita berfikir dalam memecahkan suatu permasalahan, baik yang berhubungan dengan matematika maupun tidak, dengan suatu sistem logika, sehingga bisa diperoleh solusi dari permasalahan tersebut. Jadi dapat dibilang, matematika itu tidaklah harus melulu berhubungan dengan yang namanya berhitung dan angka.

Sudah sepatutnya persepsi tentang matematika itu sulit dan dibenci oleh anak haruslah diubah. Dengan peran orang tua yang mengajarkan tentang keseharian anak-anak tersebut yang berhubungan dengan matematika akan mengubah pola pikir si anak. 

Orang tua dapat memberikan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya orang tua belanja di pasar, belanja tersebut erat kaitannya dengan matematika. 

Beberapa Faktor yang mungkin membuat anak tidak menyukai Matematika

Faktor matematika itu sendiri.

Matematika menuntut banyak analisa, perhitungan, banyak siswa yang cenderung memilih menghafalkan dari pada berhitung. Berhitung dan menghafal sama-sama mengandung kesulitan dan kemudahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline