Lihat ke Halaman Asli

"Error"

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti kemarin dan sebelumnya, aku disini, masih disini.

Diantara buritan ilalang di hamparan ladang tak berujung, bak kenari tua dirudung masa, ditinggalkan kawanan, meratap sendiri.

Sampai disuatu siang yang terik, perlahan angin berhembus menghimpun serpihan awan yang menjadi gulungan mendung kelabu, aku disini, sendiri tak mampu berdidri melawan gemuruh dan hantaman hujan dan badai.

Ingin berlari sekuat tenaga, kemudian membentangkan sayap yang sudah tak bertenaga, terbang meninggalkan tumpukan jerami yang menghalangiku dari pandangan untuk mengejarmu, disisa nafas trahir kuterjatuh, tak mampu, nyatanya ku tak sanggup berdiri, aku terkapar, kalah.

Meratapi diri, berteriak, tak ada satu pun yang peduli.

————- hening —————

Kuterjaga diantara lalu lalang warga kota ini, ditengah kerumunan pasar pagi. Aku hanya duduk bersila menahan sakit tak terperi.

Tak sadar diri, tak kenal diri.

————- hening —————

Hembusan dingin angin malam ini membangunkanku dari tidur panjangku, aku terjaga diantara mimpi didalam mimpi. Masih tak sadar diri.

————- hening —————

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline