Di sore hari kedua orang tuanya bertengkar hebat, tetapi anak tersebut tidak menghiraukannya, dan ia masih asik dengan sosial medianya. Ia suadah terbiasa akan hal itu, sehingga ia malas untuk ikut campur tangan. Ia terlihat biasa saja dalam kesehariannya, tetapi sebenarnya ia memiliki luka yang cukup dalam. Dan keesokan harinya ia melakukan aktivitasnya seperti biasa diawali harinya dengan pergi ke sekolah.
" Antariksa, apakah kamu sudah mempelajari materi yang tadi malam sudah ku kirimkan melalui whatsapp mu? " tanya temannya
" Jangankan ku pelajari aks, kubuka saja belum " jawab Antariksa
" Oh ya sudah, sebaiknya kamu buka saja materinya sekarang karena itu berisi tentang materi ujian kita nanti. " ujar Aksara
Akasara tidak tau apa yang terjadi pada Antariksa semalam. Ia berfikir bahwa temannya itu baik baik saja. Tetapi Aksara juga merasa curiga dengan apa yang terjadi pada Antariksa. Sebab ketika diajak untuk belajar bersama Antsriksa selalu menolak ajakannya itu, dengan berbagai alasan yang dibuatnya.
Ujian sudah selesai dilaksanakan.
" Antariksa, bagaimana soal ujiannya? apakah kamu bisa menjawabnya? " tanya Aksara
" Yaa lumayan lah sudah kujawab, tetapi ada sebagian yang sulit sehingga aku sulit untuk menjawabnya. "
Siswa sudah dapat melihat hasil nilai ujiannya.
Tetapi pada saat itu Antariksa hanya terdiam melihat hasilnya, dan ia hanya tersenyumsinis melihat angka tersebut. Ia tidak berani memberi tau hasilnya kepada orang tuanya, dia tidak menyesali nilainya tersebut, melainkan ia malas mendengar ocehan orang tuanya itu. Tetapi ia tetap harus memberi tau hasil tersebut kepada orang tuanya, karena ia harus melanjutkan sekolahnya dan membutuhkan nilai tersebut untuk mendaftar kesekolah lanjutan.
" Pah.. ini hasil ujian Antariksa. " ujar Antariksa memberikan amplop berisi kertas nilainya