Lihat ke Halaman Asli

Pecel Lele Khas Lamongan, tetapi Kok Tidak Ada Pecelnya?

Diperbarui: 23 September 2024   02:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pecel lele. (DOK.SHUTTERSTOCK/TANTRI SETYORINI via kompas.com)

Ketahuilah! Pecel Lele Khas Lamongan "Warung Makan Cak Joe" Sejak Tahun 1993

Hai guys! Apakah di sini ada yang sering makan pecel lele atau menyukai makanan satu ini? Bisa dibilang bahwa salah satu makanan berat ini menjadi salah satu hidangan yang paling merakyat ya, bagaimana tidak? 

Hampir di kota-kota besar pasti kalian sering kali melihat orang berjualan makanan satu ini nih! Dengan menunya yang sangat lengkap ini, ada protein hewani, sambal, hingga ada sayurannya. 

Tapi dari kalian para pembaca, apakah pernah bertanya - tanya ketika kalian sedang makan di warung tenda di pinggir jalan maupun dibawa pulang atau bahkan di restoran sekalipun dengan pertanyaan "kok pecel lele tidak ada pecelnya ya?"

Nah untuk kalian yang penasaran dengan jawaban tersebut, yuk simak sejarah atau asal usul dari salah satu makanan yang merakyat satu ini.

Pecel lele sendiri pertama kali dijual di daerah Jawa Timur, Lamongan tahun 1970 sampai pada akhir tahun 1970an, dan setelahnya beberapa penjual pecel lele ini mulai mengembangkan atau bisa dikatakan juga mengenalkan di Jakarta.

Semakin bertambahnya waktu dan lama kelamaan penjual soto lamongan yang sudah dari dahulu merantau ke Jakarta, mulai menambahkan menu pecel lele ini di tempat mereka berjualan.

Hal tersebut diketahui dari salah seorang yang berjualan soto lamongan di Jakarta.

Kalian pernah tidak terbesit pertanyaan, mengapa pecel lele dinamakan seperti itu jika tidak ada bahan untuk membuat masakan pecel pada umumnya seperti bumbu kacang?

Pada awalnya pecel lele ini bernama pecek lele. Pecek secara istilah adalah yang dipakai oleh warga Jawa Timur sebagai cara penyajian hidangan makanan menggunakan cara digeprek atau dipenyet lalu diberi sambal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline