Lihat ke Halaman Asli

Ulul Rosyad

Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Renungan: Kita Berstatus Fakir Selamanya

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita boleh saja berbangga diri karena memiliki banyak hal di dunia ini, kedudukan, maupun ilmu pengetahuan. Tetapi sesungguhnya, banyaknya memiliki segala sesuatu itu, sama sekali tidak mengangkat derajat kita menjadi kaya di hadapan Allah SWT. Mengapa? Karena sesungguhnya apa pun yang kita rasa milik kita sebenarnya bukanlah milik kita. perasaan memiliki pada diri kita tidak sedikitpun mengubah kenyataan bahwa semua itu bahkan diri kita sendiri, adalah milik Allah semata. Karena itulah kita harus menyadari, bahwa status fakir di hadapan Allah SWT pasti akan kita sandang untuk selamanya.

Kita dapat mengakui semua yang kita miliki sebagai milik kita diatas bumi ini. sebagai contoh, hari ini kita dapat mengakui sebidang tanah dengan luas berhetare-hektar itu adalah tanah milik kita. tetapi bayangkanlah, sepuluh tahun lalu, atau jauh sebelumnya, tanah itu bukan milik kita, tetapi milik orang lain. Sebelumnya adalah milik orang lain lagi. Begitu seterusnya. Hingga, bapak manusia yakni Nabi Adam AS, sebagai khalifah pertama di kolong jagad ini, mungkin bisa di klaim sebagi pemilik yang pertama. Tetapi sebelum bapak kita Adam hadir di bumi, bumi adalah tanah tak bertuan. Karenanya, Allah yang menciptakan bumi lebih pantas disebut pemilik bumi dan kita hanya menumpang untuk berpijak. Udara, sinar matahari, langit yang menaungi, rezeki yang datang setiap hari, semua milik Allah Ta’ala dan kita hanyalah para peminjam tanpa pernah membayarnya.

Sungguh sikap tak terpuji bila kita mengaku-ngaku sesuatu yang bukan milik kita sebagai milik kita. lebih memalukan lagi kalau seseorang merasa sombong dengan sesuatu yang bukan miliknya itu. Padahal, kesombongan adalah salah satu penyakit hati yang paling berbahaya dan mematikan. Penyakit ini membuat seseorang terlempar jauh dari hakikat kefakirannya. Tak ubahnya seperti benda langit yang terpental dari orbitnya, sehingga dengan demikian ia tengah menantikan kehancuran.

Sebelum datangnya kesombongan dihati kita, maka hati ini terlebih dahulu telah dikuasai dua hal yang tak kalah mengerikannya yaitu kebodohan dan kebohongan. Bodoh dalam arti tidak mengerti hakikat dirinya dan hakikat Tuhannya, bohong dalam arti membohongi diri sendiri karena setiap ekspresi kesombongan dalam rasa, kata dan gerak semua membelakangi kebenaran dan jauh dari kenyataan yang sebenarnya.

Bila kebodohan sudah tindih menindih, maka kebohongan semakin menjadi-jadi dan kesombongan sudah tidak dapat ditoleransi lagi. Jika ini yang terjadi pada kita, hanya ada satu obat mujarab untuk membangunkannya, yaitu azab. Karena kebodohan dan kesombongan sudah menguasai jagat kehidupan manusia, azab Tuhan kini selalu datang silih berganti dalam bebarapa bentuk.

Sedikit saja mari kita renungkan, bahwa sesungguhnya kesombongan itu ibarat magnet yang menarik bencana. Al-qur’an mengisahkan nasib tiga makhluk Allah yang menebar kesombongan akhirnya menuai azab, tidak saja di akhirat tetapi di dunia pun sudah di dapatkan. Mereka adalah Iblis, Fir’aun dan Qarun. Ketiganya telah di azab Alllah dengan dipunahkannya iman dari dada-dada mereka. Sungguh ini suatu azab yang asanagt perih, dan jangan samapi kiranya kita mendapatkan azab seperti itu.

Sekali lagi, marilah kita menginsyafi diri bahwa sesungguhnya kita ini sangat fakir di hadapan Allah. Kernanya hanya Dia saja yang pantas untuk sombong, sebab dia memang memiliki segalanya yang ada di langit dan di bumi. Ada dan tiadanya makhluk ada dalam kehendakNya, sedangkan keberadaanNya sama sekali tidak bergantung pada makhluk-makhlukNya. Dia-lah yang maha terpuji baik dzat, sifat maupun perbuatan-perbuatanNya. Sebagi hamba, hanya sembah sujud penuh kerendahan kita persembahkan di hadapan kebesaran dan keagunganNya. Semoga renungan singkat ini dapat menjadi air penyejuk untuk iman kita semuanya. Amin ya robbal alamiin……..! wassalam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline