Lihat ke Halaman Asli

Ulul Rosyad

Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Paket...!!!!!!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***Allah swt mencipta alam dengan ketelitian luar biasa. Pergeseran di alam semesta, walaupun hanya satu per sekian milliard, bedampak secara luar biasa pada kehidupan manusia. Bahkan bias memicu sebuah kehancuran. Demikian telitinya alam tercipta, sehingga keseimbangan yang ada di alam tidak lagi perlu diragukan***

Sahabat…

Alam ini, semua diciptakan dengan begitu indah dan seimbang, ada pria, ada wanita. Ada langit, ada bumi. Musim panas diseimbangkan dengan musim dingin; musim hujan dengan musim kemarau. Musim gugur dengan musim semi, malam dengan siang dan seterusnya…

Sahabat…

Begitu pun terjadi keseimbangan dalam kehidupan kita, umat manusia ada tangis maka ada tawa, ada lapar ada kenyang. Ada masalah maka ada solusi, ada penyakit maka ada obatnya, ada kesulitan maka ada kemudahan, ada kejahatan yang diseimbangkan dengan kebaikan, ada positif maka ada negative, ada manfaat maka ada mudharat, ada malas maka ada pila yang bekerja keras, ada dunia tentunya ada akhirat agar adil terasa. Pun demikian ada dosa pasti ada pahala, dan ada neraka pasti ada surga.

Sahabat…

Itu sebabnya mengapa kejahatan tidak akan pernah hilang walaupun semua orang di dunia ini didakwahkan untuk menjadi baik. Sebab pada setiap diri kita sudah ada dua potensi, yaitu potensi kebaikan dan kejahatan. Sungguh seimbang.

Sahabat…

Dan hidup adalah pilihan. Kita mau berada di sisi mana? Jika kita ingin menjadi orang yang jahat silahkan saja selama kita siap menaggung resikonya, dan tentunya kita tak perlu khawatir akan kehilangan orang-orang baik. Dan jika kita menginginkan menjadi orang yang bertaqwa, maka tidak perlu sakit hati ketika kita belum berhasil mengajak orang lain ke dalam atmosfer ketaqwaan kita.

Sahabat…

Kehidupan di dunia ini justru menjadi menarik karena adanya keseimbangan. Berbagai film pun yang telah diproduksi pun sangat memperhatikan keseimbangan. Kita bayangkan Superman pasti tidak akan seru kalau tidak pernah ada penjahat sekelas Lex Luthor. Bahkan dalam kehidupan yang sesungguhnya Rasulullah saw pun perjuangannya sangat heroic dan menggetarkan jiwa, sebab hanya berawal dari seorang manusia ummi yang bernama Muhammad, bias mengalahkan puluhan dedengkot kafir Quraisy yang terkenal (mulai dari Abu Lahab hingga Abu jahal) beserta ribuan anak buahnya. Begitulah Rasulullah saw hadir sebagi peyeimbang di alam semesta.

Sahabat..

Jika kita meyakini bahwa hukum keseimbangan di alam ini berlaku secara universal, maka sepetutnya kita yakin apapun yang kita lakukan saat ini berefek pada keseimbangan alam. Kita ambil contoh, jika saat ini kita makan kekenyangan maka bias berakibat kepada suatu kondisi di suatu tempat di bumi semesta ini; yaitu adanya orang yang sangat kelaparan. Jika adalah termasuk orang yang pemalas maka kita telah membuat orang lain terpaksa bekerja lebih keras, kalau kita juga termasuk orang yang suka menghambur-hamburkan uang maka di sisi lain akan banyak orang yang kesulitan mendapatkan uang.

Sahabat…

Termasuk, jika kita sering tertawa terbahak-bahak maka dibelahan dunia yang lain aka nada orang yang menagis tersedu-sedu, jika kita mencintai seseorang dengan berlebihan maka mungkin ada orang lain yang membenci seseorang dengan berlebihan. Tapi kalau kita termasuk orang yang rajin berpuasa sunnah dan tetap istiqomah dengan fardhu, maka laparnya kita insya Allah adalah bagian dari investasi positif kita pada alam, kepada saudara-saudara kita yang kelaparan di belahan bumi ini. Maka wajar jika puasa bias meningkatkan rasa empati seseorang.

Sahabat…

Begitupun jika Kita ingin sukses atau berhasil, maka sepatutnya perhatikan betul karakter keseimbangan ala mini. Ikhtiar Kita akan diseimbangkan oleh hasil. Ikhtiar kecil maka hasilnya pun kecil. Jika cita-cita kita menangkap ikan paus, mau tidak mau, kita harus mengaruni samudera bukannya selokan. Ikan paus sudah dipaketkan dengan samudera. Sebuah paket keseimbangan yang ‘niscaya’ sehingga selayaknya kita yakin bahwa cita-cita besar akan dipaketkan dengan masalah-masalah besar.

Tuban, 1 juni 2011by abyarsyyad

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline