Lihat ke Halaman Asli

Kelabu-Cerah

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

____Gemericik hujan diluar ruangan belajar tiada hentinya. Memberikan Suasana tak terelakkan, bahwa diriku dalam suatu banjir, badai, petir mencekik!

____Disaat ku ingat kenangan. Menoreh harapan lalu. Menggema impian tak tercapaikan. semua diakhirkan bosan.

____Bosan. Hampiriku atas tingkahmu. tak bosan menghampiri hati. namun perasaan tak bohongi. suasana hati kan ingin semua harapan hilang. menjelma mimpi-mimpi baru.

____mimpi bari di mulai dari awal kembali. rayuan kehancuran mimpi itu menggoda meluluhkan hati tuk tak teruskan semua.

____kini kenangan indah itu kau jadikan gemelut di hati ini. ku bagaikan terjebak dalam gemericik hujan yang indah terlihat. namun tak di sangka,hati ini kau buat malu. mendalam atas ketegaannya dirimu.

____reda pun terdapat dalam hujan, seiring. hati ni takkan tinggal diam, hati pun ikut, menyerta tuk tenang.

____hati buat semua tenang ditubuhku ini. pikiran pula. hati berpegang teguh sekarang. tercerahkan oleh kasih penuh darinya. dirinya kini sangat dekat denganku.

____orangtua ingin kan anaknya dapat terbaik. kudengar pengutaraan kata orangtua atas izinnya dengan milik hatiku ini.

____selamat tinggal. kau takkan ada dalam hidupku. kau ucapkan itu sekian lama, kinilah baru terlaksana semua. berbaringlah tubuhku ini...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline