Simon GInting dan gaya sepatunya, By Zacky Sbuah Pengabdian"
Tak banyak yang tahu, bahwa ternyata, yang sedang mengatur bus-bus Antar-Kota, Antar Provinsi itu adalah kepala terminal Pulo Gadung. Penampilannya yang perlente dengan sepatu hitam mengkilap jika terkena sinar matahari yang mulai cendong kebarat itu tampak cuek ketika bidikan kamera mengarah padanya.
Ciye, mengkilap juga sepatunya neh pak Bos? Goda Kompasianer.
“Ya, dilapangan dalam keadaan apapun harus memperhatikan penampilan dong, mengkilap ya, hehehe, “kata Simon Ginting, usai mengatur bus-bus.
Perbincangan pun mulai mengarah pada soal mudik, karena hari itu, tepat pada Senin (13/7) warga mulai meninggalkan kota Metropolis untuk menuju kampung halaman pulau Jawa. Namun terminal Pulo Gadung masih tetap saja sepi, belum terlihat lonjakan penumpang.
"Yang ada lonjakan Bus (Bus Antar Kota-Antar Provinsi)n. Tuh! lihat banyak sekali, "katanya.
Anak tentarakelahiran Medan 4 Juni 1962 dan baru empat bulan bertugas diterminal itu tetap berusaha terjun langsung dengan anak buahnya untuk mengatur bus dan mengantisipasi lonjakan penumpang yang mungkin terjadi hari berikutnya berbarengan dengan liburan PNS.
Penanganan arus balik pihak terminal juga tetap siap siaga dengan memberikan kenyamanan dan bekerja sama dengan kepolisian untuk ketertiban terminal.
Hanya beberapa menit berbincang, matahari pun mulai malu-malu memancarkan sinarnya, berarti tidak lama lagi akan buka puasa. Bahkan ia pun tidak segan-segan untuk menawarkan untuk menunggu buka puasa.
Kompasianer pun tidak memenuhi tawarannya dan langsung tancap gas dengan menerobos bus-bus terpakir yang sudah tiga hari menunggu penumpang untuk mudik.
Kompasianer berhenti sejenak dan berkenalan dengan sopir bus trayek Jakarta - Kudus - Jepara, namanya Sudarto, ia dan rekan-rekan mengaku sudah tiga hari belum dapat penumpang. Mereka mengatakan sepi penumpang tentu saja pengaruh program "Mudik Gratis" yang digagas oleh baik pemerintah maupun pihak swasta.