Lihat ke Halaman Asli

Bencana Jelang Pilpres, Hoaks cs dan Kematian

Diperbarui: 4 Oktober 2018   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Antara

Jakarta. Kun fayakun "Jadilah". Harusnya, kejadian bencana gempa yang melanda Lombok NTB dan Gempa-Tsunami Palu-Sulteng menjadi pelajaran, hikmah bagi kita semua, ummat manusia untuk mengingat tentang  kematian. Kematian yang tidak bisa diprediksi, kapan, dimana dan penyebabnya apa.

Kita tidak tahu, mengapa bencana alam itu terjadi di kedua provinsi tersebut.
Dalam benak saya, ada apa dengan Lombok? Ada apa dengan Palu ? Bukankah Kota Palu itu terkenal dengan sekolah atau Madrasah Alkhairaat-nya.  Sebuah organisasi pendidikan agama Islam yang di dirikan pada tanggal 30 Juni 1930 oleh Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua.

(Saat bencana, foto bingkai Guru Tua pun masih dalam posisi utuh diatas rak, dibanding  buku-buku lainnya yang jatuh berantakan. Seperti ditulis oleh Saudaraku Man Mohammad)

Wallahu A'lam Bishawab
"Hanya Allah yang Maha Mengetahui"

Jadi, dengan kejadian dikedua provinsi tersebut, harusnya, siapa pun apalagi menghadapi Pilpres 2019 untuk mengambil hikmah, bahwa kematian itu ada didepan mata.

Sekarang ini, untuk meraih kekuasaan apapun bisa dilakukan, apakah menghalalkan segala cara lewat berita Hoax, Kebencian, Kedengkian dan Fitnah yang disebarkan secara masif dimedia sosial.

Bahkan pemutaran film G/30/S-PKI dengan nonton bareng "nobar" ditengah luka, ditengah bencana anak negeri. Mereka tidak empati.

Ditambah lagi dengan berita kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet, bahwa dirinya mengalami kekerasan, tapi ternyata perempuan cantik nan awet muda dan murah senyum ini hanya "Operasi Plastik" atau Sedotan eh "Sedot Lemak".

Astagfirullah Bu Ratna Syantikk..

Demikian juga , ditengah bencana yang memilukan pun, beberapa organisasi masih sempat-sempatnya mengklaim bahwa mereka adalah yang terdepan menjadi relawan. Bukan itu, relawan adalah relawan.  
Innalilahi wainnailaihi Roji'un.
"Sesungguhnya kita ini milik Allah, dan sesungguhnya kita semua akan kembali kepadaNya"

Semoga kejadian ini menjadi hikmah buat kami untuk lebih memperbaiki diri, agar siap menghadapi kematian. Amin..

Lailahaillallah
"Tiada Tuhan selain Allah" Untuk direnungkan

Pray for Lombok NTT, Donggala-Palu Sulteng. Abuzakir Ahmad




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline