Lihat ke Halaman Asli

Asian Games dan Fenomena Bahasa Alam

Diperbarui: 5 September 2018   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunakan Jas hujan pada Closing Ceremony Asian Games di GBK, Minggu (2/9). Foto : Kompasiana/Abuzakir Ahmad.

Hujan deras menyapa Jakarta saat upacara penutupan Asian Games ke 18 di Gelora Bung Karno (GBK) pada Minggu 2 September 2018 tidak menurunkan semangat warga DKI dan sekitarnya, untuk ikut memeriahkan acara tersebut.

Betapa tidak, perayaan oleh raga terbesar kedua di Asia setelah Olimpiade itu menjadi cerita tersendiri bagi warga yang menghadiri langsung, mulai dari Opening Ceremony (upacara pembukaan) hingga Closing Ceremony (upacara penutupan).

Lalu mengapa hujan itu turun pada saat penutupan Asian Games? Apakah hujan itu membawa berkah? Hujan turun usai perhelatan akbar tentu menjadi fenomena tersendiri. Fenomena bahasa alam yang harus diketahui oleh insan manusia yang mendiami alam semesta.

"Dia yang menurunkan air hujan, setelah  mereka berputus asa dan setelah mereka  dan Dia menebarkan rahmat-Nya, Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha terpuji" (QS: Asy-Syuura: 28).

Jadi, bila dikaitkan dengan penyelenggaraan Asian Games dengan simbol Energi of Asia, hujan turun menandakan bahwa Asian Games ke 18 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang menjadi berkah buat bangsa ini, berkah menuju peradaban yang hakiki.  

Lalu bagaimana dengan bencana Lombok? Gempa Lombok berkekuatan M 7,0 telah menghancurkan sebagian wilayah yang dipimpin oleh Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), rupanya juga menjadi berkah buat atlet disaat duka lara menimpa bangsa. Mereka tidak menyangka bisa meraih emas, melampaui target. Raihan medali pun langsung didonasikan untuk para korban Lombok (rezeki melimpah untuk korban Lombok).

Tidak sedikit yang meyindir, nyinyir pada  penyelengggaraan Asian Games karena dianggap perhelatan akbar itu berlebihan hingga mengabaikan bencana Lombok. Nyinyiran itu rupanya menjadi spirit anak bangsa hingga menembus  langit ketujuh sehingga meraih prestasi yang membanggakan.

"Dimana pun kamu berada niscaya maut akan mendapati kamu, meskipun kamu tinggal dalam benteng tertinggi. Jika mereka beroleh kebaikan, mereka berkata: Kebaikan ini dari sisi Allah. Tetapi mereka ditimpa bencana/kejahatan, mereka berkata: Ini dari sisi engkau (ya Muhammad). Katakanlah; semuanya itu dari sisi Allah. Mengapakah kaum itu hampir tidak mengerti perkataan itu?" (Surat An-Nisa ayat 78).

Dengan 98 medali : 31 Emas, 24 Perak dan 43 Perunggu membuat Indonesia berada diperingkat ke 4 dari 45 negara. Medali tersebut tentu menjadi harapan generasi bangsa ini membawa kesejukan. Penuh optimis bekerja dan berprestasi untuk kejayaan bangsa dibawah Sang Saka Merah Putih.  

Bisa kita simpulkan, turunnya hujan menjadi berkah, membawa rahmat dan kesejukan negeri dibawah pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan bencana Lombok NTB itu bisa menyatukan kita untuk peduli sesama, tidak melihat perbedaan, "Simbiosis mutualisme (manusia saling membutuhkan).

Manusia itu selalu berhubungan langsung dengan Allah (Hablulminallah) dan berhubungan langsung dengan manusia (Hablulminannaas).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline