Lihat ke Halaman Asli

Manajer Pasar Induk Dituduh Mafia MCK, Apa Kata Salam?

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14104583851432259604

[caption id="attachment_323468" align="aligncenter" width="560" caption="Inilah bangunan MCK yang berada ditengah taman pasar, para pedagang tidak terima keberadaan MCK ditaman itu."][/caption]

Perubahan mendadak terhadap kebijakan yang diterapkan  oleh seorang pimpinan tidak akan berjalan lancar kalau sebelumnya tanpa dilakukan komunikasi seperti mendekati tokoh-tokoh di lingkungan tersebut. Hal itu untuk menghindari jangan sampai terjadi salah paham.


Komunikasi yang baik dan bijak,  tentu akan melahirkan sesuatu yang dinginkan berdasarkan kesepakatan. Apalagi kedua belah pihak memiiki kepentingan masing-masing..

Contoh seperti kejadian di Mesjid, Al-Munawaroh Pasar Induk Kramat Jati Jakarta akibat dari dikuncinya salah satu pintu Mesjid sehingga jamahnya membludak harus antri keluar hingga menyita waktu untuk berdagang.

"Inilah klimaks dari persoalan terkait  kebijakan Manager UPB Pasar Induk  atau kepala pasar yang baru, "kata Margono, pedagang buah pada Kompasianer Rabu (10/9) di Ciracas, Jakarta.

Persoalan itu yakni akses keluar masuk  Mesjid itu terhalang akibat terkuncinya salah satu pintu Mesjid, sehingga terkesan,  pihak pasar menghalang-halangi orang beribadah.

"Itu saja yang kami nilai karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan, intinya kan begitu, "tambah Margono.

Margono juga mengaku tidak mengetahui siapa dan alasaanya apa pintu itu dikunci.
Sebenarnya,  hal-hal kecil itu harus dikomunikasikan, duduk bersama apabila pimpinan itu akan mengambil kebijakan, kalau tidak, maka yang terjadi  saling curiga.

Sementara dilokasi yang sama salah seorang yang disegani yang merangkap pedagang dan ketua Mesjid H.M. Cholil, menyangkan ada kejadian seperti itu. Padahal sarana ibadah itu harus ramai.

"Sejelek jeleknya tempat  adalah pasar dan ketika dipasar itu  banyak orang beribadah berarti pasar itu nyaman dan aman, itulah dasar hidup,  dasar manusia hidup, "katanya.

Sebagai ketua Mesjid kalau tidak cepat ia antisipasi entah apa yang terjadi. Baginya, tidak ada  pikiran lain selain menenangkan jamaah. Mengadu ke pihak keamanan pun urusannya menjadi lain.

"Mengadu pada kepala  pasar, orangnya tidak berada ditempat. Tapi Alhamdulillah, saat itu juga cepat diatasi, kalau tidak saya yang disalahkan dan harus bertanggung jawab, "katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline