Lihat ke Halaman Asli

Jong Celebes

pengajar

Yayasan Mandiri Amanah Bakal Membangun Pesantren Penghafal Al-Qur'an di Bogor

Diperbarui: 27 November 2020   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokasi Pembangunan Pesantren Tahfiz Al-Qur'an di Desa Wargajaya,Bogor. Foto : Hatta.

Yayasan Mandiri Amanah adalah Lembaga sosial yang bergerak dalam pengelolaan Zakat Infak dan sedekah untuk pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa di wilayah Sukamakmur, Desa Sirnajaya, Bogor.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pemberdayaan anak-anak yatim, Yayasan Mandiri Amanah meluncurkan progam unggulan yakni pembangunan Pesantren Penghafal Al-Qur'an untuk yatim dhuafa.

Lokasi bangunan terletak di Desa Wargajaya Kecamatan Sukamakmur Bogor berdiri di atas lahan seluas 2500 meter persegi. Sementara saat ini pembebasan lahan  baru mencapai 900 meter persegi.

Ketua Pembina Yayasan Mandiri Amanah, Dwi Cahyono mengungkapkan alasan pembangunannya. "Desa Sirnajaya adalah lokasi binaan Yayasan Mandiri Amanah yang mana satu RW di sana terdapat 40 anak yatim," ucap Dwi di Bogor, Kamis, 26 November 2020.

Dwi juga menyebutkan, Pesantren Tahfiz ini dibangun untuk memberikan pendidikan yang sistematis dan terpadu khususnya pendidikan agama (Tahfiz)  bagi anak -- anak yatim di daerah tersebut.

Kendati demikian, dia menyadari pembangunan pesantren ini tidak mudah dan tidak murah. Karena itu, ia mengajak masyarakat yang berkemampuan untuk bisa ikut berdonasi membantu pembangunannya.

"Untuk anggaran penyiapan lahan 1 Milyar dan total anggaran sebesar 1,5 Milyar," ucapnya.


Yayasan Mandiri Amanah telah banyak memberikan manfaat bagi warga sekitar mulai dari pendidikan, penyediaan air bersih, pemberdayaan ekonomi dan program-program sosial lainnya.

Sirnajaya Adalah sebuah desa yang terletak di daerah pegunungan Sukamakmur di ketinggian 850 Meter di atas permukaan laut.

Untuk menuju ke lokasi bisa melewati Citeureup dan pasar jonggol sejauh kurang lebih 32 km dengan waktu tempuh sekira 1 jam perjalanan dengan kendaraan mobil.

"Dalam perjalanannya Gerakan pemuliaan anak yatim meluas pada penanganan masalah sosial yang tumbuh dari belum tersedianya lapangan kerja, letak geografis yang tidak mudah di jangkau, rendahnya pendidikan para orang tua, nikah di usia muda, dari kondisi ini maka tumbuh pertanyaan kenapa tidak membangun lembaga sosial yang manfaatnya langsung di terima oleh mereka yang lebih membutuhkan," tandas Dwi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline