Lihat ke Halaman Asli

Bromo Navia

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bicara ttg perasaan
Tentang bintang yg temaram
Di selasar penanjakan bromo tengger

Aku mendengar kehangatan
Sesaat damai angin savana
Meniupkan kantuk di sela sela malam

Aku menangis ditengah malam
Tanpa alasan
Entah gusar entah damai
Namun dingin pegunungan
Seakan membunuhku perlahan

Aku terbangun dalam kebekuan
Melihat matahari terbit bergegas
Tepat diantara dua gegunungan

Aku tak akan melepaskan keindahan
Bermandikan debu beterbangan
Aku mengecoh waktu
Agar tak mengikutiku

Entah berapa lama lagi hidupku ini
Meramu detik menjadi episode
Bahagia, sedih, luka, tawa
Berbagi inspirasi tentang negeri

Kini aku tengah menikmati sendu
Diantara rerindang cemara
Pintu masuk angin surga

Menantikan waktu
Menjemputku kembali ke jakarta
Selalu rindu menemuimu lagi
Bromo tengger semeru

Probolinggo, musim hujan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline