Lihat ke Halaman Asli

Sudahkah Aku Bersyukur

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." [A.Q.14:7]

Hanya satu kalimat. Tapi sungguh amat sangat menggetarkan hati bagi orang-orang yang senantiasa mendekatkan dirinya pada Allah. Ber-Syukur. Itulah satu kata yang amat sangat ampuh untuk senantiasa mendapatkan kasih sayang-NYA. Ya, apalagi yang bisa kita lakukan sebagai seorang hamba yang lemah, jika tidak bersyukur.Bayangkan saja, betapa banyak nikmat Allah yang telah kita terima semenjak terlahir ke dunia ini hingga di usia kita sekarang. Tentu tidaklah terhitung jumlah nikmat Allah tersebut. Akan tetapi di antara semua nikmat yang ada, yang paling utama dan yang paling patut kita bersyukur adalah nikmat berupa Islam, Iman dan nikmat sehat. Kita patut dan wajib bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita karena saat ini kita telah mendapatkan cahaya Islam. Bagaimana tidak, cobalah kita bayangkan orang-orang yang jauh dari hidayah Allah dan cahaya Islam. Bukankah sudah terpeta dengan jelas di wajah mereka siksa api neraka yang menyala-nyala? Dan patutkah kita tidak mensyukuri ke-Islam-an kita dengan meninggalkan shalat? Na'udzubillah. Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang melalaikan aku dari Shalat. Iman juga merupakan suatu hal yang wajib kita syukuri. Karena Iman-lah kita selalu dapat menjauhkan diri kita dari berbagai perbuatan yang maksiat serta godaan syaithan. Tidak dapat dibayangkan jika aku seorang Islam tapi tidak dilimpahkan nikmat Iman oleh Allah. Tentulah sia-sia Islam aku. Karena aku niscaya akan selalu menjerumuskan diriku kepada berbagai kemaksiatan. Sedangkan kemaksiatan itu niscaya menjerumuskan aku pula kepada siksa neraka yang pedih. Dan yang tak lebih penting lagi adalah mensyukuri nikmat Allah berupa kesehatan. Dan sungguh, nikmat berupa sehat ini pula lah, yang niscaya tidak akan sanggup diri ini menghitung jumlahnya. Betapa tidak. Oksigen yang aku hirup, kemampuan bernapas, akal, buah pikiran, dan sebagainya yang bahkan akupun kesulitan menghitung macam-macam nikmat ini. Sungguh amat sangat merugi jika aku menjadi orang yang tidak pernah beryukur kepada Allah. Yaa Rabb. Sungguh aku hanyalah makhluk-MU yang lemah, yang selalu lupa. Ampunilah diriku ini dari segala kelemahanku. Ampuni juga aku dan keluargaku dari segala kelalaian kami. Sungguh kami akan celaka jika Engkau tiada mengampuni segala dosa-dosa kami. Karuniailah kami selalu akan belas kasih-MU. Dan jadikanlah aku dan keluargaku selalu masuk kedalam golongan orang-orang yang bersyukur. Aamiin. Related Articles: Indonesia (telah) dikendalikan para Mafioso Indahnya Hidup di Tahanan Antara Cabai dan Edi Tansil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline