Lihat ke Halaman Asli

Munif Mutawalli

Mahasiswa Sastra Asia Barat

Refleksi Malam Pertama

Diperbarui: 7 Mei 2024   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia mempunyai sistem tersendiri dalam dirinya dan terikat dengan sistem yang berada di luar dirinya. Sistem yang mengikat manusia ini mempunyai bergama variabel. Untuk itu, menjalani kehidupan di muka bumi, sangat sulit ketika hanya mengikuti alur saja. Banyak yang hidup di muka bumi, hanya mengikuti alur. Sehingga, zaman yang serba modern ini yang mengintervensi dirinya. Orang orang seperti ini biasnaya tidak mempunyai nilai yang pasti dalam dirinya. Laku laku komsumtif bakal menjadi momok menakutkan dan tak terhindarkan ketika bertemu dengan dampak negatif dari laju perkembangan zaman yang begitu cepat.

Secara epistemologis, perangkat pengetahuan yang diberikan oleh Tuhan membantu manusia untuk mengetahui atau untuk mengenal alam ini lebih jauh serta mendalam. Seseorang yang dengan kemampuan pengetahuannya, mampu mengelola alam dengan baik, tapj dengan pengetahuannya juga, mampu merusak alam. Bencana bencana alam yang terjadi sekarang, tidak jauh dari perusakan alam dan ketidakmampuan manusia mempergunakan akalnya dengan baik. 

Alam ini mempunyai hubungan harmonis, antara Tuhan, alam dan manusia.Tuhan dalam hal ini, telah memberikan perangkat kepada manusia yang proporsional dan porsional untuk mengelola alam dan hanya manusia hang mempunyai kemampuan tersebut.  Itu mengapa, dia disebut juga sebagai wakil Tuhan. Tapi, bukan berarti cerminan akhlak ketuhanan pada diri manusia secara mutlak langsung hadir dan muncul, tapi bersifat potensial, bersamaan dengan potensialitas manusia menjadi setan. 

Perangkat yang diberikan Tuhan ini, sangatlah unik. Dia bukan hanya mampu  membuat manusia mengenali dirinya sendiri, tapi juga mempunyai daya mengeksplorasi alam. Jadi, perangkat perangkat tersebut memang dimaksudkan untuk memandang ke dalam diri dan memandang keluar diri. Memandang ke ke dalam diri dimaksudkan untuk mengenal diri (anfusi), sedangkan memandang keluar diri dalam artian tanda tanda ilahiyah di alam (fqi). 

Jika kita memandang alam semesta (makrokosmos) dan memandang diri (mikrokosmos), ia seperti kitab yang diturunkan oleh Tuhan untuk dibaca, untuk dipelajari. Dan dari kitab kita tersebut, sama halnya dengan kita al Qur'an, darinya kita juga bisa mengenal Tuhan.

Melakukan penelitian, mengkaji serta mempelajari alam ini adalah salah satu satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan atau momentum makrifatullah. Kemajuan di negara negara amerika dan eropa semakin pesat dikarenakan kepekaan terhadap alam serta kepekaannya terhadap perangkat serta kesadaran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline