Lihat ke Halaman Asli

Sekelumit Field Note di Kota Injil

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

menikmat hujan di remang malam dengan segelas teh hangat!
panorama rindu sesekali meretas asmara,
dan alunan musik paksa jemariku ikut meraba tempo
ketukan demi ketukan dari bangku paling sudut
cafe pelataran sanggeng!
menambah eksotik malamku di ibukota keriting barat...

bertutur mereka para mutiara hitam di kota lahirannya
aksen tegas kejar mengejar terengah-engah, cuma dengan satu nafas!
fokusku sedikit saja tak boleh lalai
demi pahamkan makna untuk sesat yang semoga saja tak perlu tercoret
di catatan harianku! untuknya kuberimprovisasi sebisanya
atas nama totalitas kedinasan diresearch pertamaku
hahaha... senyumku, gundahku, gembiraku, abdiku, petualanganku!
di sini! di kota Injil Manokwari.

tak ada kawan, tak ada kerabat, tak ada 3G, tak ada Camelia!
hari pertamaku diwarnai maklumat berulang-ulang
atas nama penculikan, penipuan dan gempa bumi
dan setiap sambutan yang nyaris tak hadirkan ramah
namun tegarku menuntun paksa semangatku
membangkitkan kemandirianku, karena aku lelaki!
hehehe....insting peneliti "teruji" nyaris sempurna
di sini! di kota Injil Manokwari.

Perlahan yang tak malu-malu: Ku Hendak Berbisik!
Terima Kasih Bapak Koordinator!

setelah matahari terbenam,
selaksa bukit-bukit kecil dan gunung2
membungkus diri mereka dengan bayangan,
sejarah berdiri di hadapan altar malam.
duduk sendiri sosok asing dengan sekaleng nescafe latte.
dalam suara yg nyaris tak terdengar ia berkata:
'salam sejahtera bagimu, ibukota keriting barat!

Manokwari, Papua Barat: 24 Januari 2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline