Lihat ke Halaman Asli

Mantiq Filsafat Isyraqi: Makkulatul

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ilmu terbagi dua: tashawur dan tasydiq. Kata terbagi beberapa: (1) mukhtas, yang berarti khusus. Mis, ketika memakai kata 'spidol' maka makna yang dimaksud tetap spidol. (2) Musytaroh, adalah satu kata yang bermakna ganda. Mis, kata 'bisa' dapat bermakna 'racun' dan bisa pula bermakna 'dapat'. (3) Mangkul, adalah kata yang punya makna dasar berbeda dengan makna yang lazim dikenal. Mis, 'Shalat' yang artinya 'doa' dipakai untuk 'sembahyang'. Selanjutnya  (3) murtajal, yaitu kata yang dipakai sebagai istilah lain. Mis, 'Juventus' adalah nama klub bola: dipakai oleh seorang ayah sebagai nama anaknya. Berikutnya (4) majaz, kata yang dipakai untuk yang lain. Biasanya karena kesamaan ciri seperti kata yang dipinjam. Mis, ''Wajahnya seperti rembulan''.

Dari lafad memberikan makna. Makna terbagi dua: (1) mahfum, yaitu kata cuma ada dalam konsep tapi tidak ada dalam realitas. Mis, kata 'universal. (2) Misydaq, yaitu kata yang ada dalam konsep dan dapat dijumpai pula pada realitas eksternal. Mis, 'kursi': 'Rembulan' dapat ditemikan pada realitas eksternal. Artinya ini misydaq. Tapi 'wajah seperti rembilan' hanya mahfum.

Mahfum terbagi menjad dua. Pertama, kulli (universal). Mis, manusia. Kedua, jism, yaitu partikular. Mis, Wanto. Disebut jism karena Wanto terdiri dari tangan, kaki, perut, tangan dan lainnya.  Selanjutnya tangan juga  jism sebab dia terdiri dari siku, jari-jari dan lainnya. Jari juga menjadi jism, dan seterusnya. Jus'iy baru ada ketika menjadikannya universal.

Tasawi yaitu dua kata yang bermaksud sama. Mis, 'manusia' dan 'hewan berakal'. Dalam gambar, ini adalah dua lingkaran pada tempat dan ukuran yang sama sehingga  tampak satu lingkaran sebab kesamaannya tidak bisa dipisahkan. Tabayun yaitu dua kata yang tidak berhubungan sama sekali. Mis, 'batu' dan 'manusia'. Dalam gambar, ini adalah dua lingkatang yang berpisah sama sekali, satu sama lain. Umam wa khusus mutlaq adalah satu kata yang menghimpun atau dihimpun kata lain. Mis, 'hewan' yang berada di garis luar lingkaran bila dalam bentuk gambar dan 'manusia dalam longkaran kecil di dalam lingkara: manusia adalah bagian dari hewan. Selanjutnya umam wa khusus muthlaq, yaitu dua makan universal yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Mis, 'salju' dan 'putih'. Salju tidak bisa melepaskan diri dari putuh dan pastinya salju itu bewarna putih. Dalam gambar, adalah dua lingkatran yang masing-masing melingkupi separuh lingkaran lain.

Kulliy terbagi dua, zaati dan aradh. Zaati terbagi dua, genus  (mis, hewan) dan spesies (mis, manusia). Genus itu meniscayakan lahirnya spesies. Aradh juga terbagi dua umam (mis, yang berjalan) dan khusu (mis, yang tertawa); yang tertawa hanya spesies manusia saja. Sebagai catatan, zaati tidak memerlukan arad; tapi aradh meniscayakan adanya zaati.

Bila 'Wanto' adalah genus, maka 'manusia' adalah spesies. Genus dari 'manusia' adalah 'hewan'. Genus dari 'hewan' adalah 'benda hidup'. Demikian seterusnya hingga substansi.

Disebut makkulatul awwal bila sesuatu dapat ditemukan perbedaannya baik di realitas eksternal maupun dalam pikiran. Makkulatul awwal dapat dianalitik dan disintesiskan kembali. Misalnya 'sebuah bendera merah putih'. Kita dapat membedakan 'merah' dan 'putih' pada realitas eksternal maupun dalam konsep. Selanjutnya 'merah' dan 'putih' diabstraksikan menjadi quiditas 'bendera merah putih'. Contoh lain: 'putih' dan 'manis'  dapat dibedakan di realitas eksternal maupun dalam konsep. Saat di abstraksikan, jadilah 'gula'.

Makkulatus tsani terbagidu a: falsafi dan mantiqi. Disebut makkulatul tsani falsafi bila sesuatu itu dapat dibedakan dalam pikiran, tapi tidak bisa dibedakan di realitas eksternal karena sebab beserta aksidennya muncul secara bersamaan(sekaligus). Misalnya, di alam eksternal kita tidak dapat membedakan antara 'kursi' dengan 'tukang kursi' atau aksiden kursi sebab yang tampak di hadapan kita hanya kursi. Tapi pikiran kita langsung mengetahui penyebab kursi; dan di dalam konsep, antara 'kursi' dan 'pembuat kursi' langsung dapat dibedakan. Tapi bila kita dapat melihat si tukang kursi dan kursinya secara sekaligus, maka itu tidak bisa disebut makkulatul tsani, tapi makkulatul awaal.

Ketika menemukan menemukan suatu benda, maka dua pertanyaan yang langsung muncul pada diri kita. Pertama 'adakah kursi itu'. Kedua, 'apakah kursi itu'.Yang bisa dikenal (diketahui) dalam realitas eksternal hanya 'adakah'. Tetapi di dalam konsep pikiran, konsep 'apakah' juga bisa dikenal dan antara kedua pertanyaan ini dapat dibedakan.

Mantiqi adalah universalisasi partikular-partikular. 'Wanto', 'Azzam', ketika diabstraksikan menjadi 'manusia'. 'Manusia' tidak dapat dijumpai di realitas eksternal, dia cuma ada dalam konsep. Sementara di realitas eksternal, kita cuma bisa menemukan partikularnya: 'Wanto', 'Joko' dan partikular lainnya.

Peripatetik mengakui 'wujud' terdapat pada realitas eksternal dan internal (konsep). Tapi dalam filsafat Isyraqi, Suhrawardi Mengatakan 'wujud' tidak ada pada alam eksternal. Katanya, di alam eksternal hanya ada 'mahiyah-mahiyah'. Mahiyah adalah pembeda yang menyebabkan 'wujud' itu muncul. Tapi bila kita mengakui 'partikular' juga adalah sebenarnya abstraksi dari partikular yang lain, hingga seterusnya, maka benarlah Suhrawardi.

Peripatetik mengenal beberapa internal sense: 1. Common sense, yaitu pengenalan sesuatu yang senyatanya sesuatu itu tidak seperti di kenal. Misalnya kita melihat baling-baling helikopter tampak spiral, padahal sebenarnya tidak. 2. Imagination, yang terbagi dua (a) sensual perception, yaitu sesuatu yang dikenal saat sedang diinderai dan (b) imagilal perception, yaitu sesuatu yang dikenal saat diingat. 3. Memori, yang bekerja untuk menganalisis atau mendekonstruksi sesuatu (think, yang biasanya jamak: thinks) dan mengkonstruksi, yaitu menyusun kembali apa yang dianalisa untuk menjadi sebuah pemahaman (yang biasanya menjadi pemahaman baru). 4. Estimasi, adalah fakultas atau tempat munculnya rasa seperti 'cinta' dan 'takut'. 5. Memori, hampir mirip seperti estimasi, memori adalah sebagai pemaknaan. 6. Intelek, (reason) yang bekerja menguniversalkan  partikular setelah dibuat judgement. Sering orang membuat judgement melalui estimasi. Ini kurang valid sebab apa yang terkesan di 'rasa' bukanlah simpulan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline