Lihat ke Halaman Asli

Inikah Jalan Baru KPSI Untuk Berpesta?

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sungguh teramat disayangkan atas meninggalnya sejumlah suporter yang diidentifikasi sebagai pendukung kesebelasan Persib Bandung. Seperti yang diberitakan oleh salah satu media televisi swasta nasional, korban meninggal tersebut berjumlah tiga orang dan masih ada lima orang lagi yang mengalami luka-luka dan sampai dengan saat ini masih menjalani masa perawatan. Bagaimanapun juga tindakan kekerasan dalam bentuk apapun di jagat sepakbola Indonesia tidak bisa dibenarkan dan harus segera dihentikan, STOP sampai di sini! Semoga tidak akan ada lagi korban yang seolah menjemput mautnya dengan sia-sia, Aamiin.

Sepenggal tulisan diatas adalah sebagai mukodimah aja Sob! Pada kesempatan kali ini ana hanya ingin bergumul dengan opini, yaa sekedar opini. Sebagaimana yang ana simak ada sebuah opini berkaitan dengan kejadian tragis pada mukodimah ana tadi, yakni opini yang menyebutkan bahwa PSSI (resmi) lah dalang dari itu semua, selama ini siapa lagi musuh ISL dan antek-antek KPSI atau PSSI versi LNM, selain PSSI-nya FIFA? Apa tujuannya? Yaa biar liga yang paling top di Indonesia (katanya) pamornya makin hancur lebur karena kasus kerusuhan dan aksi silat yang selalu dipertontonkan secara stripping tiap pekannya (hasrat menyaingi sinetron laga kayaknya). Sungguh bagi ana itu opini yang terrlaaluu…(harus dengan gaya bang Haji), bahkan sangat berlebihan dan kelewat batas, padahal sudah menjadi suatu keharusan apabila setiap kejadian buruk yang terus menerus datang dijadikan sebagai bahan renungan, menghitung diri, membinarkan kembali nurani yang barangkali telah lama meredup karena terlalu sering berbuat maksiat, mendholimi, memfitnah, memelintir fakta, mengusik orang lain, dst. Ana di sini bukannya mau sok ngajarin, tapi begitulah hidup Sob! Setiap diri akan selalu memikul tanggung jawab dari setiap yang dikerjakannya.

Yupz udahan ah ngomong ngalor ngidulnya, sebenernya ana mau ngomong gini, sebagai pendukung PSSI yang sah, ana di sini tidak akan membalas opini berbau fitnah nan menyesatkan itu, sungguh itu kejam, kejam sekali, dan kalau sampai ana membalas opini itu, tentu ana tidak ada bedanya dengan antek-antek KPSI yang kejam itu. Itu saja. Cuma yaa kalo boleh sedikit menyampaikan uneg-uneg dan (ehemm) mencoba bergaya investigasi ala koplaksiananya mas BP tapi kali ini ana beri nama sendiri, kemplusiana! :) Ana mulai dari pertanyaan kenapa yaa peristiwa maut di GBK itu terjadi setelah PSSI meraih keberhasilan dalam memberi suguhan laga yang diyakini mampu menaikan kembali kepercayaan publik lewat pertandingan dengan tim sekelas Inter Milan, dengan tanpa disangka-sangka dan seolah terdengar bunyi JEGGEEERRR! Belum juga euforia pecinta sepakbola genap duapuluh empat jam, malam yang tragis itupun datang, lagian kok  yaa tumben-tumbenan sebelum adanya kejadian naas itu, dibentangkannya spanduk oleh para pemain kedua kesebelasan yang akan bertanding, bertuliskan seruan damai untuk kedua kubu suporter masing-masing, memang sangat bagus dan menyentuh…tapi setelahnya itu kenapa ada suporter yang terenggut nyawanya? Kan kesannya jadi makin ironis dan dramatis banget….kemudian tadi ana lihat di acara salah satu televisi swasta (you know who?) tengah membahas seputar peristiwa kelam ini, bahkan lebih memberi kupasan yang mendalam dan saking mendalamnya sampai-sampai semakin lama semakin mengaburkan, kenapa ana bilang mengaburkan? Karena topik utama yang sedang diperbicangkan adalah tragedi pasca laga yang katanya ‘el classico’nya Indonesia, tetapi nyatanya yang ditayangkan kok cuplikan rusuh suporter dari klub-klub lainnya juga, dan yang sudah jadul-jadul lagi, mereka yang sudah damai, sudah tata tentrem karto raharjo. Kenapa gak khusus menayangkan cuplikan seputar pertandingan berikut kerusuhan suporternya di laga ISL Persija vs Persib semalam, atau pada saat bentrok pada pertandingan-pertandingan kedua tim tersebut sebelum-sebelumnya? Seolah-olah media ini ingin menunjukkan dan mengeneralisir kalo ini lho sepakbola Indonesia kerjanya rusuh melulu, makan korban terus, sudah banyak yang menjadi korban meninggal, dan bla bla  lainnya, yang pada akhirnya mungkin nih, ini menurut opini ana diharapkan masyarakat nantinya akan berpikir muak, antipati sesaat pada sepakbola domestik, dan finally......Pemerintah sebagai pemegang otoritas negara akan menjulurkan tangan kekuasaannya untuk ‘turut campur’. Jikalau itu terwujud, maka berpestalah engkau wahai KPSI berikut para personil boysbandmu….

Salam Kemplusiana!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline