Lihat ke Halaman Asli

Emir Yunus

Muslim; seorang anak, suami, sekaligus ayah.

Mindfulness dan Insecure

Diperbarui: 2 Maret 2020   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Inspigo, Inspirasi on The Go, sebuah aplikasi podcast (rekaman audio) yang berisi konten-konten inspirasional berbagai tema sedang naik daun. Salah satu tema yang paling diminati di Inspigo adalah tentang mindfulness.

Apa itu? Mindfulness sederhananya adalah kesadaran. Ketika kita melakukan sesuatu dengan kesadaran penuh tentang apa yang sedang kita lakukan saat itu; itulah mindfulness. Jika dihubungkan dengan Islam, contoh paling gampang, mindfulness itu adalah khusyu' dalam shalat. Ketika kita shalat, kita menyadari apa yg sedang kita baca, apa maknanya, dst, itulah contoh mindfulness.

Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia), kesehatan itu bukan hanya kesehatan fisik tetapi juga kesehatan psikis/mental. Mindfulness berhubungan erat dengan kesehatan mental. Artinya, semakin mindful hidup seseorang, semakin sehat mentalnya. Sebaliknya, semakin tidak mindful, semakin tidak sehat mentalnya. Ia tidak bisa dikatakan sehat menurut definisi WHO di atas. Walaupun badannya / fisiknya sehat, ia sakit (psikis).

Sakit psikis seringkali justru menjadi sebab utama sakit fisik. Dan sakit psikis terkadang justru lebih berbahaya bahkan lebih mematikan dari sakit fisik. Orang yang bunuh diri, itu adalah karena psikisnya sakit.

***

Jika kita lihat hari ini, mindfulness semakin langka. Teknologi, internet, sosial media, telah membuat kebanyakan orang tidak bisa hidup mindful. Baru bangun tidur saja, tidak bisa fokus dengan sikon saat itu. Apa yang pertama dilakukan ? Lihat HP ! Cek WA, cek Instagram, cek Facebook, dst. Mereka tidak sadar penuh akan hidupnya, bahkan sejak bangun tidur! Tubuh mereka masih di kamar, bahkan masih di tempat tidur, tetapi pikiran mereka mengembara kemana-mana. Itulah contoh tidak mindfulness zaman ini.

Dari bangun tidur sampai bangun tidur, tidak bisa fokus ke situasi kondisinya sendiri. Tidak fokus ke hidup yang sedang dijalaninya. Mau makan, bukannya berdoa, malah foto makanannya, upload ke IG / FB. Lihat jumlah like, bangga dengan jumlah like, lihat komen, balas komen, dst.

Fokus mereka ke dunia maya. Mereka tidak sadar apa yang sedang terjadi di dunia nyata, di lingkungannya, bahkan apa yang sedang dilakukannya. Sedang ngobrol dengan anak / istri, sambil liat HP, lebih fokus ke HP terhubung dengan entah siapa di luar sana, daripada obrolan dengan keluarganya, dsb.

***

Disadari atau tidak, hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan mental. Salah satu akibat dari hidup yang tidak mindfulness adalah insecure. Apa itu ? Gampangnya, insecure adalah rasa minder; kecil hati, rendah diri, selalu melihat ke atas, tidak qana'ah / nerimo, tidak bersyukur atas hidupnya. Padahal Allah telah memberinya begitu banyak nikmat yg mustahil bisa ia hitung.

Kenapa ? Karena di social media, yang ditampilkan adalah kepalsuan, atau paling tidak yang mereka tampilkan kebanyakan hanya "sisi baik" dari hidupnya. Sisi yang bisa dipamerkan. Sementara sisi gelap hidupnya, mereka pendam saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline