Lihat ke Halaman Asli

Abu Maghfiroh

Mahasiswi

Karena Membaca

Diperbarui: 13 April 2023   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yap mungkin definisi pedihnya kebodohan masih saya rasakan saat ini, dimana saya berada dalam ruang lingkup berwawasan tinggi yang sangat jauh dari diri saya. Saya mengamati mereka dengan berbagai rasa penyesalan, mereka mendapatkan semua dari membaca dan menulis, sedangkan diri saya sangat anti dengan hal tersebut. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sedikit-dikitnya yang mereka yang membaca pasti mereka mendapatkan ilmu dari cerita novel yang terdapat nilai moral di dalamnya, dan yang paling saya kagumi adalah mereka mendapatkan bahasa-bahasa yang membuat mereka tambah berwibawa ketika mereka gunakan.

 yang Penyesalan memang berada di akhir, seperti saya contohnya. Saya sangat tidak menyukai baca dan tulis dalam bentuk apapun. Karena menurut saya wawasan dan pengalaman itu tidak perlu untuk membaca dan menulis, tapi ternyata pemikiran tersebut mempunyai kesalahan yang sangat fatal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline