Barusan saya mendapatkan telepon dari orang yang mengaku sebagai pihak resmi Gojek. Karena saya tidak tahu namanya, kita sebut saja MS (Mbuh Sapa). Kurang lebih demikian percakapan kami;
MS : "Mohon maaf, Pak, mengganggu aktivitas Bapak sebentar."
Saya : "Iya, saya maafkan."
MS : "Boleh saya mengganggu aktivitas Bapak sebentar?"
(karena mengganggunya cuma sebentar maka saya jawab saja), "Iya tidak apa-apa, silakan."
MS : Kami dari kantor pusat Gojek. Benar, Bapak pengguna Gojek? Di sini tertera atas nama (dia menyebutkan akun Gojek saya)
Saya : "Iya betul, Pak."
Setelah itu ia menanyakan berapa lama saya menggunakan aplikasi Gojek. Ia bilang saya mendapatkan voucher sejumlah dua juta rupiah. (Sampai di sini saya mulai curiga, tapi biar tahu modus operandinya, saya biarkan percakapan berlanjut). Voucher tersebut, katanya, bisa dikirim dengan dua cara: langsung ke rekening atau melalui akun Go-Pay. Saya pilih yang kedua.
MS : "Baik, Bapak, kami sudah mengirimkan sms ke nomor bapak, silakan dicek.
Saya mengeceknya dan tidak ada sms atas nama Gojek. Saya tidak tahu apakah smsnya nyasar ke Irak, Kuwait, Afrika, Boyolali atau sedang dalam perjalanan.