Awalnya tidak sengaja kami (aku dan istri) lihat mobil di depan kami buang sendal sebelah (bukan sepasang) kejalan, kami pikir ini perilaku kebiasaan buruk pengguna jalan yang membuang sampah sembarangan. Tetapi selang beberapa hari, kami melihat lagi ada sendal di lempar ke jalan dari (penumpang) mobil di depan kami. Kami mulai ada sedikit "curigation" bahwa ini bukan ssesuatu yang kebetulan. Selang sehari, kami melihat lagi2 sebuah sendal dilempar ke jalan dari jendela mobil. Kami menjadi yakin bahwa ini pasti suatu "ritual khusus" yang dilakukan seseorang dengan maksud2 tertentu.
Sejak itu kami menjadi konsen terhadap sendal2 yang ber geletakan di jalan, kami perhatikan ternyata banyak lho. Memelototi jalan manjadi acara kami, dan kami cepet2an melihat sendal2 di jalan, yang lebih duluan melihat menang, selalu istriku yang menang, maklum dia navigator/co pilot, yang kalau di rally mobil tugasnya melihat peta dan jalan, sedang aku pilotnya tugasku kan melihat lurus kedepan, membawa kendaraan dengan aman dan nyaman (alasanku kalau kalah).
Untuk mengobati rasa penasaran kami, hari ahad minggu yang lalu kami sambil jalan akan (iseng2) menghitung sendal2 yang bergelatakan di jalan2 itu, aku dan istri puter2 jalan2 menelusur kota. Melihat banyaknya sendal yang kami lihat, akhirnya acara iseng itu kami tingkatkan ke "gila" an nya, yaitu tak sekedar kami hitung , untuk lebih afdol, (ini gila nya) sendal2 itu kami ambil, dan kami bawa (pulang). Ambil sendal pertama, sempat ragu dan malu, tetapi kepalang ah toh kami "baik" mungutin "sampah" dijalan, lama kelamaan menjadi biasa dan cuek, kamipun akan jawab seandainya ada yang menanyakan perilaku aneh kami. Ternyata sampai acara bersih2 selesai, aman2 tak ada yang menegur kami, juga tidak ada yang bertanya ini itu. Hari itu dalam radius tak terlalu luas, kami "berhasil" membawa pulang 11 sendal.
Sampai di rumah ku bongkar "oleh2" itu, model dan ukurannya bervariasi, tentu saja semuanya sendal bekas, mayoritas sendal orang dewasa, dan malah ada yang "ketemu" pasangannya (kanan-kiri). Oh ya, selain sendalnya kami ambil , ku-ingat2 juga lokasi tempat nemunya.
Siang Ba'da sholat Dhuhur dua hari kemudian sengaja kubawa skuter matic ku untuk melanjutkan "pembersihan", kali ini aku sendirian. Nekad, dan aku sudah lebih pengalaman menahan malu dan juga sudah siap jawaban bila di tanya orang. Dengan atribut helm full face berkaca relflektif plus masker aku melacak rute kemaren. Nah, di beberapa perempatan dimana sendalnya sudah kuambil hari minggu itu, sudah ada sendal lagi di tempat itu. Artinya, (kira2) di tempat itulah (perempatan) dianggap tempat paling strategis untuk ritual buang sendal. Kalau di total, per hari ini "koleksi" ku sudah 19 sendal, semuanya model jepit, jepit biasa, jepitan lebar, jepitan bulat. Dan acara "pungut" sampah masih berlanjut, niatnya biar bersih, bebas kotoran dan membasmi kesyirikan. Tak masalah kalau ada yang bilang lebay atau apa.
Santet kah ini? Tidak tahu pastinya, tetapi tak dapat dipungkiri santet dan semacamnya memang masih dipercayai oleh beberapa saudara2 kita, dengan maksud2 tertentu mempercayai bahwa benda2 tertentu dapat dimanfaatkan untuk keperluan2 tertentu. Padahal cara2 begini untuk mencapai maksud tertentu itu adalah jelas2 dilarang oleh agama (Islam). Maksud ritual ini bisa jadi bermaksud menghalangi (sukses) orang lain, atau mungkin mencegat langkah seseorang yang diperkirakan melewati jalan itu "agar ybs bisa begini, bisa begitu), atau apalah, yang jelas sendal2 itu ada di jalan bukan karena kebetulan dan bukan tanpa tujuan.
Masyaalloh.
Hidup hanya sekali-kalinya mengapa menghambat orang, atau mengapa ingin mencapai sesuatu harus mamakai cara2 yang tidak disukai Pemilik Kehidupan, dan termasuk dosa besar. Bukankah di akherat nanti semua perilaku kita di dunia harus kita pertanggung jawabkan kelak. Kaki kita, tangan kita, dan semua yang ada di tubuh kita akan otomatis menjawab tiap pertanyaan yang ditujukan untuk kita, dan tidak ada kata bohong disana.
Kepada saudara ku yang masih suka mencapai sesuatu dengan cara2 "buang sendal dan semacam nya", mari masih ada waktu untuk kembali ke jalan yang diberkahi. Alloh Maha Kaya, mintalah langsung pada Pemilik Segalanya ini. Kami memang tak ada kepentingan apapun pada fenomena sendal diatas, tetapi bahwa antar sesama muslim kita wajib saling mengingatkan. Hanya itu.
per tanggal 22 april 2012, pukul 15.00, telah berhasil "di pungut" 76 sandal,
sebuah : prestasi" (wk wk wk wk wk) yang cukup mencengangkan.