Ini kisah jaman awal2 kuliah di Bandung dulu, ketika itu kami ber empat mendapat job, mengerjakan stan pameran di Gedung Merdeka yang bersejarah itu.
Rencana hari itu pemeran akan dibuka pukul tiga sore, dan pagi pukul sembian stan buatan kami kelar siap diisi.
Pemilik stan datang, kami langsung dibayar kontan di arena pameran saat itu juga. Klien puas, tapi kami lemas, sangat ngantuk dan sangat lapar, maklum hampir lima puluh jam bekerja hampir tanpa istirahat, makan pun sesempatnya dan seadanya pula.
Keluar dari gedung, yang ingin kami lakukan adalah makan terlebih dahulu, rasanya kami sangat dendam pada yang namanya makan.
Karena "punya" uang, maka kami ingin makan dengan menu yang sedikit lebih pantas dari hari2 biasanya, di tempat yang lebih layak yang sama sekali beda dari biasanya. Maka kamim pilih "restoran" yang kesehariannya hanya kami lihat luarnya, dan kali ini ingin kami masuk di dalamnya,
Begitu masuk restoran, disodori daftar menu, kami memesan sesuai keinginan masing2. Bertiga kami pesan nasi putih (pasti dong) pepes ikan mas, tahu telor, karedok, sayur asem, minuman kami pesan minuman "mewah" soda gembira. Satu teman lagi si Stephanus (sejak th 93 mualaf dan ganti nama menjadi Ilham), yang selalu eksklusip beda dari teman2, dia pesan nasi putih, sambel lalapan, dan cocktail, serta minumnya ice the gun with lemon (es degan jeruk).
Pesanan kami datang, tersaji lengkap kecuali cocktail pesanan si Stephanus, tetapi . . . . ups . . . ada es buah, . .. . yang tidak kami pesan tersaji juga, ah . . . . . mungkin ini bonus karena kami pesan lumayan banyak. Kami pun segera menyantap menu kami, kecuali Stephanus yang terpaksa hanya melihat saja kami bertiga pesta, sambil dia nikmati es buah "bonus" itu, dan. . . . . . tetap masih menunggu.
Karena lapar yang akut, dalam waktu singkat makanan kami bertiga ludes, tetapi cocktail masih tetap belum muncul juga. Ketika kami tanyakan, pelayan resto menjawab dengan menunjuk ke mangkok "es buah" yang sudah kosong diminum si Stephanus tadi. "Oh jadi ini to yang namanya cocktail, . . . . . kalau di tempat kami yang begini ini namanya . . . . . . . . . es buah . . . . . . . .ndeso, . . . ndeso".
Sedangkan cocktail, yang ada di benak kami, cocktail adalah : cock artinya ayam, tail artinya ekor, jadi cocktail . . . . . . . . adalah brutu. Ndeso , . . . . . . . ndeso
Akhir cerita, kami pesan brutu asli yang bukan cocktail, khusus untuk si Stephanus.
Ndeso !!!