Lihat ke Halaman Asli

chairil anwar

Menjadi Tua Adalah Suatu Keharusan Namun Menjadi Dewasa Adalah Pilihan

Dalam Seribu Sesal

Diperbarui: 21 Oktober 2023   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Doa selamat tak henti hentinya terlafaz dari mulutku yang kotor ini, aku tidak tahu, di tengah kehidupan kota, dengan ribuan villa, motel dan hotel hotel bintang tiga, entah puluhan atau mungkin ratusan anjing menyalak di setiap baris gang jalan yang saling menghubung,

 suara mereka melengking, membuyarkan lantunan bait bait kalimat kitab suci yang terbata, diantara isak, dengusan letup didadaku, rindu, gemuruh sesal, menyatu dengan desingan jiwaku, yang terpanggang oleh rasa bersalahku..

Oh... Betapa aku tak tahu diri,

Tidak hanya sekali, beribu ribu kali tangan tuhan terjuntai di depan wajahku, semua aku tepis, oleh rakusku, kusaksikan tangan yang kau kirim itu terpelanting, terserak dan tergilas roda roda kesibukan,

 betapa jutaan kali bisikan mesramu, menelusup di daun telingaku, sebanyak itu pula aku kibas, seperti lalat, bisikan itu terhempas dan melekat didinding trotoar, pohon pohonan jalan,dan badan badan truck pengankut barang, musnah, kering .. enyah... Entah..

Bukan hanya sekali,  berulangkali dekapmu memeluk ragaku, namun betapa egoku mencampakkannya, tersurut, dengan sabar kasih itu kembali menggelantung di pinggangku, keangkuhan dan kepongahan ku mengkisnya hingga  jatuh , luluh, remuk, bersimpuh, dan kaki kaki keangkuhan mendampratnya, melayang lepas, terbuang hingga halaman,

hingga kumelihat kasih itu diperebutkan para pengemis jalanan, peminta minta,dan para pemungut sampah....

Ya Allloh tuhan segala maha....

Mahamu yang mana lagi yang tak pernah kulawan, hingga kutemukan diriku, dalam nista, nestapa, dan angkara,

saat diriku tak berdaya, aku melihat tangan itu melambai memanggil, sepoi angin menyeruak, meliuk membawa bisik rindu itu, dan lengan lengan kuasamu terbentang memenuhi ujung barat dan timur, hingga selatan utara delapan arah mata angin,

Ya, Allloh tuhanku,,, disaat aku tidak berdaya...
Merangkak, terseok seok,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline