Lihat ke Halaman Asli

Di Tengah Kecerdasan Buatan (AI): Apakah Moralitas Manusia akan Punah?

Diperbarui: 31 Oktober 2024   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Freepik.com

Apa yang Terjadi dengan Moralitas Manusia di Era AI?

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan kita, termasuk hadirnya kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih. Namun, di tengah perkembangan ini, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan: merosotnya moralitas dan kualitas kognitif manusia. Sebuah studi oleh Pew Research Center pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 70% responden merasa bahwa nilai-nilai moral di masyarakat semakin menurun. Banyak individu terjebak dalam bias, hawa nafsu, dan kepentingan pribadi, sehingga nilai-nilai moral tampak semakin jauh dari jangkauan. Hal ini terlihat jelas ketika masyarakat menjadi semakin individualis, lebih memilih mengumpulkan kekayaan dan mempertahankan kekuasaan tanpa memperhatikan tanggung jawab sosial.

Mengapa Moralitas Kita Begitu Mudah Memudar?

Masalah ini muncul bukan tanpa sebab. Struktur sosial yang berubah dan dorongan dari kemajuan teknologi mendorong individu untuk terjebak dalam kesibukan personal. Dalam era digital, banyak orang terpapar konten yang mempromosikan gaya hidup hedonis dan individualis. Ketidakpercayaan terhadap institusi-institusi yang menjadi penjaga moralitas, seperti keluarga, sekolah, dan pemuka agama, semakin memperburuk keadaan ini.

Akibatnya, kita menyaksikan banyaknya pemimpin terlibat dalam korupsi, guru kehilangan integritas, dan generasi muda terjebak dalam hiburan yang tidak berfaedah. Misalnya, kasus korupsi yang melibatkan pejabat publik menjadi berita umum, menciptakan siklus ketidakpercayaan dan apatis di kalangan masyarakat. Dalam konteks ini, AI muncul sebagai teknologi yang tampak "lebih objektif." Meskipun AI dapat membuat keputusan yang adil berdasarkan data, tetap ada keterbatasan karena AI tidak memiliki empati, pertimbangan moral, atau konteks budaya yang diperlukan untuk membuat keputusan etis. Hal ini menjadi tantangan besar, terutama ketika kita mengandalkan AI untuk keputusan penting dalam sistem peradilan atau kebijakan publik.

Apa Konsekuensi Nyata dari Kemerosotan Moralitas?

Ketika moralitas manusia merosot, dampaknya sangat nyata dan menyentuh semua lapisan masyarakat. Menurut laporan Transparency International, 60% orang dewasa di negara berkembang menganggap korupsi sebagai hal yang umum. Ketidakadilan sosial dan ekonomi juga semakin terlihat, dengan kelompok minoritas seringkali dirugikan oleh kebijakan yang tidak adil. Jika dibiarkan, kondisi ini akan semakin memperlebar jurang antara teknologi yang terus maju dan manusia yang terpuruk dalam krisis moral. Masyarakat yang kehilangan moralitas akan menghadapi disintegrasi sosial, di mana kepercayaan antarindividu dan institusi semakin menurun.

Bagaimana Mengubah Nasib Moralitas di Era AI?

Sebelum ada tindakan nyata untuk menjaga moralitas, kita akan terus melihat masyarakat yang terjebak dalam konflik nilai dan semakin individualis. Namun, bayangkan dunia di mana manusia dapat menjaga nilai moralnya dengan baik meskipun AI ada di mana-mana. Setelah moralitas diperkuat, teknologi akan menjadi alat yang memperbaiki kehidupan, bukan menggantikan manusia sebagai makhluk yang beradab dan bermoral.

Langkah-Langkah Apa yang Dapat Kita Ambil untuk Mengembalikan Moralitas?

Untuk membawa masyarakat dari situasi "sebelum" menuju situasi "setelah" yang ideal, diperlukan tindakan yang melibatkan semua elemen masyarakat. Berikut enam langkah solusi yang bisa menjadi jembatan untuk menjaga moralitas:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline